Kalau dilihat dari jumlah penggemar GKO, Kota Denpasar tentu tidak mampu menandingi Jakarta, Palembang, atau Jogjakarta, namun itu tidak menyurutkan animo Ni Made Sagita yang terlanjur jatuh cinta pada game GKO. Sudah 3 bulan terakhir ini ia memanajeri klub FC NUSA DUA. Manual Game yang begitu banyak uraiannyapun mampu ia pahami dengan tuntas hanya dalam tempo 3 hari. Hasilnyapun fantastis. Berstatus sebagai newbie, klubnya langsung meroket dan mampu merengkuh trofi juara Liga E-11 dan di season yang masih berlangsung sekarang timnya menjaga jarak 8 point dari peringkat kedua Liga D-4. Namun ia masih merasa tidak puas(baca:galau). Sering dia hanya memandangi netbooknya yang berukuran 8,9” selama berjam-jam, hanya sesekali saja dia tampak tersenyum sendiri seraya membaca para gamer GKO lainnya berceloteh di Chat Feed (Ruang Obrolan). Tanpa disadari, sang Ayah yang sangat sayang padanya mengamati perubahan perilaku puteri tunggalnya itu. Apalagi nilai-nilai ulangan hariannya cenderung menurun, padahal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas 7 SMPN-1 NUSA DUA tinggal 1 bulan ke depan.
Suatu malam saat Ni Made mau tidur, sang Ayah menghampirinya dan mengatakan, “Made, apakah kamu sayang sama Ayah?” “Tentu ayah, Made sangat sayang pada Ayah” jawabnya cepat. “Kalau Made sayang pada Ayah, buatlah Ayah bangga pada Made” “Maksud Ayah?” Made balik bertanya. “Sebentar lagi kan UAS, nah, buatlah ayah bangga padamu dengan menjadi peringkat 1 atau 2 di kelas” “Okay Ayah, tapi kalau Made berhasil, Ayah mau kasih hadiah apa?” Tanya Made menantang. Sang Ayah segera mengeluarkan uang 100 ribuan sebanyak 20 lembar dari dompetnya. “uang ini akan ayah berikan kepadamu, dan Ayah ijinkan kamu menggunakannya untuk membeli apapun yang kamu suka, asalkan bukan barang haram, bagaimana?” “Benar ya Yah! Deal ya Yah! Seru Made seraya mengepalkan tangan kanannya kepada Ayahnya. Sang Ayah segera mengepalkan tangan kanannya juga, seraya dengan lembut menyentuhkan itu kepada kepalan tangan kanan puterinya sambil berkata “Deal!”
Sejak saat itu, memang drastis perubahan sikap Made. Ia mampu untuk tidak membuka netbooknya satu haripun sejak hari sang ayah membuat janji itu. Kerjanya kini hanya belajar dan belajar. Selama 1 bulan sebelum UAS ia menggunakan total waktu 150 jam untuk belajar. Hasilnyapun sepadan dengan upayanya. Nilainya untuk semua mata pelajaran yang diujikan 9 ke atas, kecuali IPS yang memang bahan pelajarannya paling banyak, itupun masih 8,8 atau boleh disebut nyaris 9.
Akhirnya tibalah saatnya untuk pembagian rapor.
Wali Kelas 7A, menyampaikan rasa bangganya kepada Ayah Made. “ Puteri Bapak luar biasa Pak Wayan, nilai rapornya untuk semua mata pelajaran tidak ada yang kurang dari 8, selamat ya Pak, puteri Bapak layak menjadi ranking 1 di kelasnya,” Sang Ayah yang tak menyangka akan hasil ini tanpa ragu dan malu langsung memeluk dan mencium pipi kanan puterinya itu. Sejenak rasa haru meliputi ruang pembagian rapor yang dipenuhi oleh para orang tua murid dan siswa kelas 7A.
Sesampainya di rumah sang Ayah langsung memberikan uang senilai 2 juta kepada Made yang diterima Made dengan senyum sumringah. Keesokan harinya sang Ayah bertanya dengan lembut,”Made, uang yang kemarin Ayah berikan padamu,kamu belikan apa, boleh dong Ayah tahu?” “O , boleh Yah, Made belikan ini seraya Made membawa netbooknya di hadapan ayahnya. “Lho itu kan memang netbook yang sudah ayah belikan buat Made” sahut Ayahnya keheranan, “Bukan netbook ini maksud Made Yah, tapi lihat dong tampilan nama Made di sini” Sang Ayah segera memerhatikan dengan saksama netbook puterinya itu, dan membaca nama “Ni Made Sagita” maksudmu, kamu beli apa Made? Tanya sang Ayah masih belum mengerti. “Ayah lihat kan ada bintang kuning di sebelah kanan nama Made? Ujar Made sambil tersenyum manja. Seraya sang Ayah memegang mouse dan membaca satu tampilan kata yang muncul pada ikon bintang kuning itu, barulah ia sadar bahwa puterinya telah membelanjakan uang yang diberikannya untuk membeli akun premium GKO. “Jadi 2 juta hanya untuk beli akun premium? Tanya sang Ayah penuh rasa ingin tahu. “Iya Yah, jawab Made singkat seraya memperlihatkan barisan gigi-giginya yang dipasangi kawat gigi berwarna hijau. Spontan sang Ayah berteriak “Ya ampun Madeeee….!
Tapi segera sang Ayah ingat akan kata-katanya 1 bulan yang lalu sehingga urunglah ia meneruskan kata-kata pukulan untuk Made, sebagai gantinya sang Ayah hanya menggeleng-gelengkan
kepalanya sambil tersenyum pahit. Tapi ungkapan kekecewaan sang Ayah hanya berlangsung selama beberapa detik. Dengan lembut ia menatap wajah puterinya, kemudian dengan mengulurkan kedua tangannya menyapa "Made" Madepun mengerti arti uluran tangan itu dan segera memeluk ayahnya. "Ayah sayang kamu Nak, tidak apa-apa, ayah senang kok kamu beli akun premium GKO, asal jangan lupa belajar untuk mempertahankan prestasimu ya Nak,"ucap Sang Ayah lirih. Sambil terus memeluk Ayahnya Made tersenyum dan dengan mata terpejam Made menjawab "Iya Ayah, Made juga sayang Ayah, Made janji untuk tetap rajin belajar."
(larut dalam keharuan)
Note: Cerita ini bersifat fiktif belaka, hanya rekaan dan imajinasi sang penulis dengan tujuan menghibur para gko mania. Jika ada nama dan situasi yang sama, yakinlah bahwa itu hanya kebetulan belaka. Semoga terhibur