Author Topic: The Football Genius - a football player story  (Read 14724 times)

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
The Football Genius - a football player story
« on: January 02, 2015, 11:10:24 AM »
Salam olahraga para pemain GoKickOff!

Terinspirasi dari karya bro Fradel di trit forum Indonesia yang berisi cerita pendek segar, maka ijinkanlah saya untuk menyumbangkan sebuah cerita bersambung karangan saya di forum ini.

Semua penamaan tokoh maupun tempat di cerita ini adalah fiksi belaka. Apabila terdapat kesamaan nama, percayalah itu hanya kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan.

Bagi teman2 yang mungkin di waktu ke depan ingin membagikan cerita ini di forum yang lain, saya harap bisa menghubungi saya melalui PM. Atau bisa juga dengan memberikan credit link ke blog yang saya buat untuk cerita ini di http://thefootballgenius.blogspot.com

Karena cerita ini adalah karangan saya sendiri, maka apabila ada teman2 yang ingin namanya dimasukkan sebagai salah satu karakter, saya bersedia menampungnya dan akan saya masukkan sebagai nama salah satu karakter :D

Cerita ini akan diupdate setidaknya sekali seminggu (tergantung kesibukan penulis :P)
Semoga cerita ini bisa menambah sedikit "keramaian" di forum GoKickOff Indonesia.

Demikian sedikit pembukaan dari saya.
Selamat menikmati :)
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 1 - Penalti Si Tompel
« Reply #1 on: January 02, 2015, 11:11:42 AM »
Episode 1 - Penalti Si Tompel

Tompel meletakkan bola di titik yang berwarna putih itu dengan kedua tangannya. Nafasnya tersengal-sengal dan kakinya terasa berat. Ia berusaha mengatur nafasnya dan menenangkan pikirannya. Keringat tampak bercucuran di kening dan lehernya. Ia kemudian mundur sekitar 4 sampai 5 langkah. Di depannya tampak kiper bersiap-siap memblok tendangannya.

"Tompel, Tompel!" teriak beberapa gurunya dan juga orang tua dari teman2nya. Tompel pun menoleh ke arah wasit sebagai tanda bahwa dia sudah siap menendang. Wasit pun meniup peluitnya. "Prit!" Tompel memusatkan pandangannya ke arah bola dan gawang. Melihat posisi kiper yang condong ke arah kirinya, ia memutuskan untuk menendang bola sekeras2nya ke sudut kanan bawah. Tompel melompat kecil sebelum kemudian berlari kencang ke arah bola. Ia menendang bola itu sekuatnya dan...


Sore itu adalah laga hidup mati untuk tim sepakbola SMA Sukolilo. Selama 8 tahun terakhir sekolah ini mengikuti sebuah kompetisi antar sekolah yang digelar setiap libur panjang sekolah sekitar bulan Juni-Agustus. Peserta kompetisi ini berjumlah 10 sekolah dimana pemenangnya akan mendapat piala bergilir, sementara 2 tim terbawah akan terkena "degradasi" atau dikeluarkan dari kompetisi dan diganti dengan tim dari sekolah lain di tahun depannya.

Tim sepakbola SMA Sukolilo ini bisa dibilang sebagai tim yang biasa2 saja. Selama 8 tahun mereka mengikuti kompetisi lokal ini, belum pernah sekalipun mereka mengecap gelar juara. Prestasi terbaik mereka hanyalah mencapai peringkat 4 dua tahun silam. Namun yang bisa sedikit dibanggakan oleh sekolah ini adalah mereka belum pernah sekalipun terkena "degradasi". Di kompetisi tahun ini hanya 4 tim, termasuk SMA Sukolilo, yang belum pernah merasakan pahitnya "degradasi".

Namun prestasi itu terancam tercoreng di sore yang cerah ini. Bagaimana tidak, sebelum pertandingan ini SMA Sukolilo menempati posisi 8 dengan nilai 19 dari 17 pertandingan yang sudah dilalui. Tim ini hanya unggul 2 angka dari posisi 9, SMK Ken Arok. Artinya tim ini harus menang di pertandingan terakhirnya atau setidaknya seri untuk bisa terhindar dari degradasi. Mereka bisa lolos dengan hasil seri mengingat selisih gol mereka yang jauh lebih superior dari SMK Ken Arok (+2 berbanding dengan -10).

Proses pemberian tendangan penalti yang dieksekusi Tompel ini tercipta pada menit ke-89 pada posisi SMA Sukolilo tertinggal 1-2 dari pemuncak klasemen, SMA Diponegoro. Di pertandingan lainnya yang diselenggarakan pada jam yang sama, SMK Ken Arok sedang unggul 2-0 atas lawannya yang menghuni juru kunci. Ini artinya tendangan penalti Tompel ini harus bisa dimaksimalkan untuk meraih setidaknya hasil imbang.

Kembali ke proses penalti Tompel.. Semua pendukung SMA Sukolilo menahan nafas ketika melihat Tompel bersiap2 melakukan tendangan penalti. Wasit meniup peluitnya dan pemain bernomor punggung 10 ini pun mulai berlari. Tompel menendang bola dengan kuat dan.. melenceng jauh ke arah kanan. Para pendukung SMA Sukolilo seakan tak percaya akan apa yang disaksikannya. Bagaimana tidak, Tompel yang merupakan kapten tim adalah spesialis penendang penalti tim ini. Dia tak pernah gagal mengonversi tendangan penalti menjadi gol selama ini.

Tompel seakan tak percaya. Ia meletakkan kedua tangannya di kepalanya. Jantungnya berdebar keras, keringat dingin mulai bercucuran di tubuhnya. Suara gemuruh penonton yang memberinya semangat menjadi terdengar samar. "Akan degradasikah tim ini gara2 aku?" pikirnya. Ia menoleh ke arah pelatihnya yang juga tak kalah frustasi. Ia melihat pelatihnya berjalan ke arah bangku cadangan dengan cepat dan muka memerah. Terlihat pelatihnya memberikan instruksi pada asistennya.

Bagaimana kelanjutan cerita ini? Apa yang akan dilakukan oleh pelatih tim SMA Sukolilo?
Simak terus ya di sini.
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #2 on: January 02, 2015, 11:41:57 AM »
Mantabs Bro.Jo, ceritanya sangat mudah dan asyik untuk dibayangkan... 8) 8) 8)

asgi

  • All Star Team
  • ****
  • Posts: 311
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #3 on: January 03, 2015, 06:32:39 AM »
sippp...sangat menarik...ditunggu kelanjutannya bro jo....
 8) 8) :)
Top Level Season 12
Runner Up Liga B1 Musim 11
Winner Liga C-9 Musim 9
Winner Liga D-26 Musim 8

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #4 on: January 12, 2015, 08:49:15 AM »
Mantabs Bro.Jo, ceritanya sangat mudah dan asyik untuk dibayangkan... 8) 8) 8)

Terima kasih bro Fradel...
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #5 on: January 12, 2015, 08:55:49 AM »
sippp...sangat menarik...ditunggu kelanjutannya bro jo....
 8) 8) :)

Terima kasih, bro asgi...

NB: di forum ini ga bisa multi-quote ya? Atau harus multi-quote manual?
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 2 - Bintang Baru?
« Reply #6 on: January 12, 2015, 09:01:25 AM »
Episode 2 - Bintang Baru?

Waktu di papan menunjukkan pertandingan sudah memasuki menit ke-91 ketika asisten wasit mengangkat papan yang menunjukkan waktu tambahan diberikan sebanyak 4 menit. Sementara itu di pinggir lapangan terlihat beberapa pemain SMA Sukolilo tengah melakukan pemanasan. Seluruh pemain dan pendukung SMA Sukolilo terlihat kehilangan semangat dalam pertandingan ini. Beberapa orang tua murid sudah bersiap-siap pulang dan mengenakan jaket mereka. Suasana riuh rendah yg dikeluarkan oleh sekitar 120 pendukung SMA Sukolilo sepanjang pertandingan sekarang sudah tak terdengar.

Namun pelatih SMA Sukolilo, Wisnu Dirgantara, atau yang akrab dipanggil "Pak Wis" atau "Pak Antar" oleh sejumlah pemain dan orang tua murid tampak belum mau menyerah. Ia memberikan instruksi kepada para pemainnya yg sedang melakukan pemanasan dan juga kepada asisten wasit. Beberapa detik kemudian, tepat ketika pertandingan memasuki menit ke-92, asisten wasit pun mengangkat papan tanda pergantian pemain. Pemain nomor 10 keluar dan digantikan oleh pemain nomor 49.

Awalnya pemain dan para penonton tidak menyadari akan keanehan ini, namun ketika mereka melihat Tompel mencopot ban kaptennya dan memberikannya kepada wakilnya, mereka pun segera menyadari bahwa Tompel lah yang diganti oleh pelatih. Ya, Tompel! Kapten tim SMA Sukolilo dan top scorer sementara tim ini dengan 9 gol selama kompetisi. Dia digantikan oleh Wibisono, pemain baru di tim ini yang baru masuk ke SMA ini di tahun ajaran baru. Sejumlah pemain terperangah dengan pergantian ini. Pemain terbaik mereka digantikan oleh orang baru yang bahkan belum pernah berlatih bersama mereka. Para orang tua murid pun tak kalah terkejut. Tampak mereka kasak kusuk di kursi penonton. Sebagian bertanya siapa pemain yang baru masuk ini.

Tompel pun sebenarnya tak kalah terkejut dengan keputusan itu. Di saat ia mengharapkan pelatih mengganti salah seorang gelandang dengan striker untuk membantunya berjibaku di garis depan, sang pelatih justru menggantinya dengan seorang pemain baru yang bahkan belum pernah dilihatnya sebelum pertandingan ini. Dengan gontai ia berjalan ke pinggir lapangan. Raut mukanya jelas menunjukkan rasa tidak suka dengan keputusan pelatih. Ia pun juga merasa kecewa dengan dirinya sendiri karena di tahun terakhirnya membela sekolah ini, justru sekolahnya harus terdegradasi.

Tompel duduk di bangku cadangan tanpa bersalaman dengan penggantinya maupun pelatihnya. Sementara si anak baru, Wibisono, tampak masuk ke lapangan dengan wajah sangat grogi. Terlihat keringat dingin bercucuran di kening dan lehernya meskipun ia sama sekali belum bermain. Ia bahkan sempat hampir jatuh karena tersandung botol air mineral yang di awal babak kedua tadi sempat dilempar oleh penonton ke lapangan. Beberapa penonton dan bahkan rekan setimnya terlihat tertawa.

Wibisono berjalan ke tengah lapangan dengan muka tertunduk. Tampak sekali bahwa ia belum pernah bermain di pertandingan sebesar ini. Dan situasinya sekarang sungguh tidak menguntungkan baginya. Di laga debutnya, ia yang berposisi sebagai penyerang, diwajibkan untuk mencetak gol atau membuat peluang gol bagi rekannya. "Prit!" Peluit ditiup tanda pertandingan bisa dilanjutkan.

Bola dikuasai sepenuhnya oleh SMA Sukolilo. Mereka berusaha mencari gol yang bisa menghindarkan tim mereka dari degradasi. Namun penempatan posisi dari Wibisono yang sangat buruk membuat aliran bola dari tengah selalu kandas di barisan belakang pemain SMA Diponegoro. Dari segi kecepatan pun Wibisono selalu kalah dengan pemain belakang lawan. Waktu sudah memasuki menit ke-94 dan tidak sekalipun Wibisono menyentuh bola. Aliran bola hanya berkutat di tengah lapangan.

Aji, wakil kapten SMA Sukolilo, mengambil inisiatif dengan melakukan tendangan jarak jauh yang cerdik. Kiper lawan yang tidak siap tampak terkejut dengan upaya itu dan hanya bisa menepis bola ke samping gawang. Tendangan penjuru untuk SMA Sukolilo! Sementara itu, waktu sudah menunjukkan menit ke-94 yang berarti ini adalah kesempatan terakhir untuk SMA Sukolilo bisa mencetak gol. Aji sendiri yang mengambil tendangan penjuru itu. Ia mengarahkan tendangannya ke tiang dekat dimana berdiri Broto, pemain belakang SMA Sukolilo yang memiliki tinggi 190cm. Broto menanduk bola dengan keras ke arah gawang lawan dan.. mistar!

Pantulan bola mengenai kaki pemain bertahan lawan dan ditendang sekuatnya ke arah tengah lapangan. Pendukung SMA Sukolilo pun tampak sudah pasrah bahwa tim sekolah mereka akan terdegradasi. Namun secara tak terduga, bola sepakan pemain belakang itu mengenai rekannya sendiri dan berbelok arah. Dan di sisi kanan gawang mereka berdiri Wibisono yang berusaha menggapai bola dengan posisi membelakangi gawang. Tapi sesuatu yang tidak disangka terjadi, yaitu ketika bola sudah dekat, Wibisono tiba-tiba terpeleset!

Sebagian penonton yang menyaksikan hal itu tertawa. Bagaimana tidak, setelah tadi ia hampir tersandung botol air mineral, sekarang ia terpeleset pada posisi yang sangat menguntungkan. Namun mereka langsung terdiam ketika mereka menyadari bahwa Wibisono bukan terpeleset, melainkan melakukan tendangan salto ke arah belakang. Kakinya mengenai bola yang memantul ke arahnya sehingga bola meluncur deras ke arah gawang. Kiper yang sudah salah langkah tidak mampu mengantisipasi tembakan tersebut dan hanya bisa tertegun melihat bola bergulir ke arah gawangnya.

Wasit meniup peluit dan menunjuk ke arah tengah lapangan yang berarti gol itu dinyatakan masuk! Sontak seluruh pendukung SMA Sukolilo bergemuruh. Para orang tua murid yang tadinya bersiap untuk pulang segera mengurungkan niatnya. Raut muka senang jelas terpancar di wajah mereka. Para pemain SMA Sukolilo pun segera merangsek ke arah Wibisono dan merangkulnya sambil melompat-lompat gembira.

Tak lama setelah bola diletakkan di tengah lapangan dan pemain SMA Diponegoro melakukan kick-off, wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan telah berakhir. Kedudukan akhir 2-2 yang memastikan SMA Sukolilo akan tetap berpartisipasi di kompetisi ini tahun depan. Semua pemain SMA Sukolilo berpelukan dengan gembira. Namun Wibisono tidak ikut larut dalam perayaan itu. Ia berjalan pelan ke pinggir lapangan.

Apa yang terjadi pada Wibisono? Nantikan di episode selanjutnya :)
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #7 on: January 12, 2015, 04:27:47 PM »
Wah, tak diduga Bro.Jo cerita tentang Wibisono ini sebenarnya mirip dengan apa yang pernah saya alami sewaktu dulu mengikuti turnamen Sepak Bola SMA.  8) 8) 8) Tim saya kala itu sangat membutuhkan kemenangan untuk bersaing menduduki peringkat atas klasemen Grup 1. Skor 1-1 dan waktu tinggal sekitar 10 menit lagi. Tim saya unggul penguasaan bola dan banyak memperoleh peluang tetapi penyelesaiannya buruk sekali, termasuk saya sendiri yang menjadi second striker, beberapa kali memperoleh peluang tetapi gagal menembus gawang lawan. Nyaris putus asa, sampai akhirnya seorang teman di posisi gelandang serang bernama Pasha Zulkifli yang bertubuh pendek namun lincah mendapat bola pantul dari mistar gawang lawan.Zul sendiri saat bola mengarah padanya berada di luar kotak penalti lawan. Bola itu belum sampai menyentuh tanah, namun Zul sudah mengukurnya dengan akurat sehingga kaki kanannya berhasil "memvoli" bola tersebut, tidak terlalu keras tetapi arahnya tinggi menuju mistar sehingga penjaga gawang lawanpun tidak berupaya melompat guna menjangkaunya.  Bola tersebut kembali membentur mistar gawang lawan namun arah pantulnya  kini meluncur ke dalam gawang, GOAL!!! Tim kami menang 2-1 sampai peluit akhir berbunyi. Pasha Zulkifli jadi man of the match.  :) :) :)

Thanks Bro. Jo, untuk cerita yang identik dengan pengalaman saya itu  8) 8) 8)

NB: di forum ini ga bisa multi-quote ya? Atau harus multi-quote manual?

Sepertinya harus multi-quote manual Bro.Jo. Buka beberapa jendela forum, kemudian copas satu demi satu quote2 yang akan digabung. Semoga berhasil bro. :)
« Last Edit: January 12, 2015, 04:37:42 PM by Fradel Rovajar »

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #8 on: January 15, 2015, 03:36:12 PM »
Wah, tak diduga Bro.Jo cerita tentang Wibisono ini sebenarnya mirip dengan apa yang pernah saya alami sewaktu dulu mengikuti turnamen Sepak Bola SMA.  8) 8) 8) Tim saya kala itu sangat membutuhkan kemenangan untuk bersaing menduduki peringkat atas klasemen Grup 1. Skor 1-1 dan waktu tinggal sekitar 10 menit lagi. Tim saya unggul penguasaan bola dan banyak memperoleh peluang tetapi penyelesaiannya buruk sekali, termasuk saya sendiri yang menjadi second striker, beberapa kali memperoleh peluang tetapi gagal menembus gawang lawan. Nyaris putus asa, sampai akhirnya seorang teman di posisi gelandang serang bernama Pasha Zulkifli yang bertubuh pendek namun lincah mendapat bola pantul dari mistar gawang lawan.Zul sendiri saat bola mengarah padanya berada di luar kotak penalti lawan. Bola itu belum sampai menyentuh tanah, namun Zul sudah mengukurnya dengan akurat sehingga kaki kanannya berhasil "memvoli" bola tersebut, tidak terlalu keras tetapi arahnya tinggi menuju mistar sehingga penjaga gawang lawanpun tidak berupaya melompat guna menjangkaunya.  Bola tersebut kembali membentur mistar gawang lawan namun arah pantulnya  kini meluncur ke dalam gawang, GOAL!!! Tim kami menang 2-1 sampai peluit akhir berbunyi. Pasha Zulkifli jadi man of the match.  :) :) :)

Thanks Bro. Jo, untuk cerita yang identik dengan pengalaman saya itu  8) 8) 8)

Wah, luar biasa sekali pengalamannya bro Fradel :) Kemenangan yang dramatis ya. Thank you bro untuk responnya.
Episode 3 akan keluar besok :D
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 3 - Wibisono: si rendah hati
« Reply #9 on: January 17, 2015, 10:18:22 AM »
Episode 3 - Wibisono: si rendah hati

Segera setelah peluit panjang tanda pertandingan berakhir, seluruh pemain SMA Sukolilo yang duduk di bangku cadangan segera berhamburan ke tengah lapangan. Mereka berangkulan dengan para pemain yang ada di lapangan dan merayakan keberhasilan mereka lolos dari degradasi. Namun di bangku cadangan tampak satu orang pemain yang hanya duduk dan menunduk. Ya, orang itu ialah Tompel. Ia masih merasa jengkel dengan keputusan Pak Wisnu yang menggantinya dengan pemain baru yang belum dikenalnya. Tompel merasa seharusnya apabila pelatih ingin menggantinya dengan striker lain, ia bisa mengganti dengan Kodir, anak kelas 2 dengan tinggi badan 185cm. Kodir juga salah satu pencetak gol terbanyak tim dengan 6 gol selama kompetisi, hanya 3 gol di bawahnya. Apalagi anak baru itu berhasil mencetak gol. Ini akan membuat anak baru itu tidak menghormati para seniornya, termasuk dirinya. Dengan kesal Tompel menendang botol mineral kosong yang ada di dekat kakinya.

"Aduh..!" Tanpa disangka oleh Tompel, botol yang ditendangnya mengenai kepala seseorang yang berjalan ke arahnya. Siapa lagi kalau bukan Wibisono. Tampak sedikit memar berwarna merah di dahi Wibisono. Sambil mengelus-elus kepalanya yang terasa sakit, Wibisono terus berjalan ke arah Tompel. Sontak Tompel tak kuasa menahan tawanya melihat peristiwa itu. Ia tertawa terpingkal-pingkal di bangkunya. Perasaan kecewa dan amarahnya tadi seketika lenyap. Ia menyadari bahwa justru sebagai kapten tim, seharusnya ia menjadi panutan dan menyambut setiap pemain baru. Apalagi untuk pemain berbakat seperti Wibisono.

Tompel memutuskan untuk berdiri menyambut si pemain baru, Wibisono. Namun belum sempat Tompel berdiri, ia melihat sebuah uluran tangan. Ia mengangkat wajahnya ke arah Wibisono yang mengulurkan tangannya dan ia menyambut uluran tangan itu. Wibisono tersenyum dan berkata, "Kenalkan kapten, nama saya Wibisono. Mohon bimbingannya!" Tompel pun berdiri dan merangkul Wibisono. "Good job! Welcome to the team!" ia berkata singkat sambil tersenyum. Keduanya pun berjalan ke arah tengah lapangan untuk merayakan bersama rekan2 mereka yang lain. Pak Wis yang melihat adegan itu dari jarak beberapa meter tersenyum simpul dan menyusul ke tengah lapangan.

Lima belas menit kemudian, para pemain SMA Sukolilo berada di dalam ruang ganti. Wajah mereka jelas menunjukkan rasa puas. 18 pertandingan di musim kompetisi sekolah tahun ini sudah mereka jalani dan target mereka untuk bertahan di kompetisi berhasil tercapai. Suasana ceria itu jelas berbeda dengan suasana ruang ganti itu dalam 5 pertandingan terakhir di mana mereka sulit sekali meraih kemenangan sehingga posisi mereka di klasemen terus melorot. "Ehm.." Pak Wisnu berdehem dengan keras sehingga suasana di ruang ganti pun menjadi hening. Seluruh pemain lama di tim ini mengerti bahwa apabila Pak Wisnu berdehem, itu artinya beliau akan menyampaikan sesuatu yang penting. "Baik anak-anak, pertama-tama saya mengucapkan selamat atas keberhasilan kalian lolos dari degradasi. Kalian semua harus ingat bahwa ini adalah hasil kerja tim, bukan karena satu atau dua orang." Semua pemain mengangguk tanda setuju.

"Yang kedua, saya ingin memberikan pujian khusus untuk Tompel dan Aji. Kalian adalah kapten dan wakil kapten yang luar biasa. Selama 3 tahun kalian di sini, tim kita menjadi tim yang diperhitungkan oleh lawan-lawan kita. Sayang sekali di tengah kompetisi Tompel harus menepi selama 15 hari karena terkena diare dan flu. Tapi itu sudah berlalu, tidak perlu disesalkan. Saya berterima kasih untuk dedikasi kalian selama 3 tahun terakhir ini. Kalian memudahkan tugas saya sebagai pelatih!" Tompel dan Aji tersenyum mendapatkan pujian itu.

"Sangat disayangkan ini adalah tahun terakhir kalian di sini dan tahun depan kalian sudah tidak bisa membela sekolah ini. Sayang sekali kalian lulus tahun ini," gurau Pak Wisnu yang disambut tawa semua pemain. "Semoga kalian bisa terus bermain bola di tempat kuliah kalian nantinya. Good luck untuk kalian berdua dan semua murid kelas 3 di tim ini!" tutup Pak Wisnu yang disambut tepuk tangan semua pemain. Selanjutnya Pak Wisnu memperkenalkan Wibisono dan salah seorang pemain baru yang baru tahun ini masuk ke SMA Sukolilo. Semua pemain tentu sudah mengenal si Wibisono.

"Dan akhirnya, hari ini kita kedatangan tamu istimewa, yaitu wartawan dari sebuah koran terkenal di kota kita. Beliau secara khusus minta kepada saya untuk bisa mewawancarai Tompel, Wibisono, dan saya sendiri. Silakan Saudara Bagas," tutup Pak Wisnu. Bagas mengangguk dan segera mempersiapkan alat perekam pembicaraan yang sudah dibawanya. Ia mengeluarkan beberapa pertanyaan yang umum untuk Pak Wisnu dan Tompel. Setelah mewawancarai kedua orang tersebut selama sekitar 15 menit, Bagas pun beralih kepada Wibisono.

"Baik, Dik Wibisono, sekarang giliranmu," kata Bagas. Wibisono hanya mengangguk pelan. Ia terlihat grogi. "Tadi kita semua melihat gol yang sangat cantik lahir dari kakimu. Namun yang ingin saya tanyakan adalah proses terjadinya gol tersebut. Beberapa orang yang duduk di sekitar saya, termasuk saya sendiri, cukup yakin bahwa sebelum gol salto itu kamu sempat terpeleset. Apakah kamu bisa mengonfirmasi akan hal itu? Atau itu benar2 teknik yang kamu pakai?" Wibisono tampak ingin menjawab pertanyaan itu, namun suaranya tak kunjung keluar. Sepertinya ia tidak pernah berada di dalam suasana wawancara seperti itu sehingga rasa grogi yang hebat menyerangnya.

"Hmm.. saya coba bantu jawab ya," timpal Pak Wisnu. "Saya rasa itu adalah keahliannya, yaitu untuk mengelabui mata lawan dan penonton. Memang terlihat seperti terpeleset, tetapi saya yakin itu adalah teknik yang dimilikinya," sambung Pak Wisnu. Bagas mengangguk2 dan kembali bertanya, "Benar begitu, Dik Wibi?" Wibisono akhirnya bisa bersuara, "Uhmm.. sa.. saya hanya beruntung saja kok." Semua pemain tertawa mendengar Wibisono yang menjawab dengan suara bergetar. "Wah, saya lihat kamu pemain yang sangat rendah hati. Semoga tahun depan kamu bisa membawa tim ini lebih baik lagi ya. Baik, sekian wawancara saya hari ini Pak Wisnu. Selamat sekali lagi ya," tutup Bagas. Bagas pun bersalaman dengan satu persatu pemain SMA Sukolilo. Tak lama kemudian, para pemain pun meninggalkan ruang ganti stadion dan pulang ke rumah mereka masing2.

Para murid kelas 3 merasa lega karena tim sekolah mereka berhasil lolos dari degradasi. Sementara para murid kelas 1 dan 2 ditambah Wibisono yang baru akan masuk di tahun ajaran baru melangkah pulang dengan harapan dan tekad bahwa tahun depan harus lebih baik lagi. Harapan itu ada di pundak mereka dan seiring langkah mereka pulang, mereka merajut harapan dan impian yang baru.

Bagaimana petualangan tim SMA Sukililo ini di tahun selanjutnya? Simak terus kiprah Wibisono dkk. di episode selanjutnya :)
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #10 on: January 28, 2015, 01:43:19 AM »
Episode 4 - Musim kompetisi dimulai!

"Tembak...!" teriak Aldi. Rudi menendang bola sekuatnya ke arah gawang, namun tendangannya mengenai mistar. Masih ada Broto yang segera menanduk bola ke arah gawang. Kiper dengan cekatan menepis bola itu ke arah kanannya. Di situ berdiri Cakra yang dengan tenang mengembalikan bola ke area tengah kotak penalti. Di sana sudah menanti Wibisono yang berada pada posisi yang sangat menguntungkan. Tidak ada bek lawan di dekatnya! Ia segera menyiapkan tendangan voli terbaiknya untuk menuntaskan alur serangan itu. Bola yang tak terlalu keras melaju itu sudah berada di dekatnya dan Wibisono pun menendang sekuat tenaga.. Luput!

Bola bergulir melewatinya dan bisa diamankan oleh bek lawan. Tidak ada komentar dan keluhan dari rekan2nya. Mereka nampak kecewa dengan peluang cantik yang terbuang itu, namun mereka tidak berkata apa-apa. "Pritt!" Peluit panjang berbunyi tanda latihan sore itu berakhir. "Pertandingan selesai! Skor 3 untuk timnya Warsita dan 2 untuk timnya Broto!" seru asisten pelatih dari pinggir lapangan. Wibisono berjalan lemas menuju lorong ruang ganti. "Wibisono!" panggil Pak Wisnu. "Ya pak?" sahut Wibisono. "Nanti setelah selesai mandi dan ganti pakaian, temui saya di ruangan saya," sahut Pak Wisnu. Wibisono mengangguk tanda mengerti.


Wibisono melipat rapi handuknya dan meletakkannya di kursi di sampingnya. Ia duduk dan bersandar ke tembok sambil memejamkan mata. Otot-otot kakinya yang bekerja keras sesorean ini sekarang terasa rileks. "Lha.. luput maneh!" Sekilas ucapan rekannya Aldi di latihan ketika ia luput tadi terngiang-ngiang di pikirannya. Ia kembali membayangkan peristiwa yang terjadi dengan sangat cepat itu. Sekilas ia bisa melihat beberapa rekan setimnya tersenyum seperti menertawakannya. "Apa benar mereka menertawakanku ya?" pikirnya.

"Ah, ngapain aku berpikir yang tidak-tidak begini. Omong-omong, ada keperluan apa ya Pak Wisnu memanggilku?" ia bertanya dalam hati. Meskipun tubuhnya masih terasa letih, namun dengan berat hati ia memaksakan dirinya untuk bangun dari duduknya. Ia membereskan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia pun segera melangkah ke ruangan Pak Wisnu.

Tok! Tok! Tok! "Permisi!" seru Wibisono. "Masuk!" sahut Pak Wisnu. Wibisono dipersilakan untuk duduk. Wibisono melihat Pak Wisnu sedang berdiri di dekat mejanya sambil memegang beberapa lembar kertas berisi coretan-coretan tangan. Tak beberapa lama, Pak Wisnu memperbaiki posisi kacamata nya dan duduk di pinggir meja. "Kamu tahu mengapa saya memanggilmu?" tanyanya. Wibisono menggeleng. Pak Wisnu menghela nafas dan melanjutkan, "Kamu adalah pemain yang sangat cerdas. Kamu adalah harapan dan tulang punggung tim ini untuk 3 tahun ke depan. Teknikmu begitu luar biasa dan kamu sudah mencetak banyak gol."

Wibisono hanya melongo mendengar kata2 itu. Ia nyaris tak bisa percaya pada apa yang didengarnya. Kemudian Pak Wisnu melanjutkan, "Well.. itu yang tadinya saya dan teman satu timmu harapkan. Gol indahmu di pertandingan terakhir kita tahun lalu itulah yang membuat kami yakin bahwa kamu adalah pemain yang langka. Tetapi.." Pak Wisnu menghentikan kalimatnya. Dahinya berkerut dan wajahnya terlihat sedikit memerah. Ia menyeruput gelas berisi kopi di mejanya dan melemparkan beberapa lembar kertas di tangannya tadi ke meja di hadapan Wibisono. Wibisono tidak bereaksi, ia hanya melihat kertas-kertas itu.

"Kalau skala penilaian adalah A sampai E, maka saya terpaksa harus memberimu F! Performamu selama 3 minggu masa latihan kita sungguh mengecewakan. Ketika tim saya drill dengan lari, kamu selalu finish paling terakhir. Ketika tim latihan dribble, kamu tidak pernah menyelesaikan satu phase pun dan sering terjatuh. Duel udara kamu selalu kalah, bertahan kamu tidak bisa. Begitu juga tendangan penjuru, tendangan bebas, atau penalti. Kamu selalu gagal dalam latihan! Dari total hanya 28 passing yang kamu lakukan di semua mini game selama 3 minggu ini, cuma 4 yang berhasil! Itu pun back pass dimana tidak ada pemain lawan di dekatmu."

"Catatan gol dan umpanmu sebagai pemain depan juga sangat impresif, yaitu 0 gol dan 0 assist! Tomo dan Broto yang berposisi sebagai center back saja masing-masing bisa mencetak 2 gol. Broto bahkan mencatatkan 3 kali assist. Tidak ada shot on goal yang kamu catatkan. Ada 3 kali kesempatan kamu melakukan tap-in, tetapi semuanya melebar. 11 kali kamu luput menendang bola saat tinggal berhadapan dengan kiper. Beberapa temanmu mendatangi saya minggu lalu. Mereka minta saya mempertimbangkan untuk mendepakmu dari tim ini," lanjut Pak Wisnu. Wibisono hanya menunduk saja mendengar uraian Pak Wisnu mengenai statistik penampilannya. Ia pun menyadari bahwa penampilannya sangat-sangat buruk dalam pemusatan latihan 3 minggu terakhir ini.

"Kamu tahu kan bahwa hari ini adalah latihan terakhir kita? Tiga hari lagi kompetisi akan dimulai. Melihat performamu ini mungkin sudah sepantasnya saya mencoretmu dari tim," kata Pak Wisnu. Wibisono membelalakkan matanya. Benarkah ia akan dicoret dari tim ini? "Saya masih punya cadangan penyerang dari kelas 3 yang sangat bagus, hanya saja.." Pak Wisnu menghentikan kata2nya. Ia berjalan ke belakang kursinya, mengambil jaket yang digantungnya di sana, dan mengenakannya. "Saya tidak akan mencoretmu sekarang karena saya sudah berjanji pada seseorang. Hanya karena itu! Bagi saya kamu sudah tidak punya harapan di tim ini kecuali kamu bisa membuktikan sebaliknya. Itu juga kalau nanti kamu saya pasang di line-up," lanjutnya.

Wibisono sangat lega mendengar hal itu. "Siap pak! Saya akan buktikan bahwa saya bisa menjadi pemain yang diandalkan!" jawabnya dengan semangat. "Jangan terlalu senang, kamu hanya akan menjadi pemain pelapis karena performa mengecewakanmu. Saya tidak menjamin akan memberimu kesempatan bermain. Ya sudah itu saja, kamu boleh pulang sekarang," tutup Pak Wisnu. "Terima kasih, Pak!" sahut Wibisono. Ia pun berpamitan dan bergegas meninggalkan ruangan itu. Pak Wisnu melihat kepergiannya dan menggeleng2kan kepalanya.

Pak Wisnu bersiap-siap untuk pulang juga ketika ia mendengar suara langkah kaki mendekati pintu ruangannya. Orang yang baru datang itu membuka pintu tanpa mengetuk. Pak Wisnu kaget melihat orang yang baru datang itu. "Bagaimana?" tanya orang itu singkat. "Sudah beres. Saya sudah memberitahu anak itu," jawab Pak Wisnu. "Bagus!" sahut orang itu. Ia tersenyum dengan penuh arti dan berbalik meninggalkan ruangan itu. Pak Wisnu menghela nafas. Ia terkejut atas kedatangan tiba-tiba dari tamu yang barusan datang itu.

Siapakah tamu misterius tersebut? Bagaimana sepak terjang Wibisono di musim kompetisi sekolahnya tahun ini? Simak terus di sini ya :)
Arema Malang - 132146

Mr Pep G

  • Youth team
  • *
  • Posts: 27
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #11 on: January 28, 2015, 03:56:36 AM »
wah baru baca ni ceritanya.....  mantap jga.....  jdi penasaran ni untuk baca cerita selanjutnya....     8) 8) 8)    :D :D :D   

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #12 on: January 28, 2015, 04:01:40 PM »
wah baru baca ni ceritanya.....  mantap jga.....  jdi penasaran ni untuk baca cerita selanjutnya....     8) 8) 8)    :D :D :D   

Thank you Bro Pep. Nantikan kelanjutannya minggu depan ya  :)
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #13 on: January 28, 2015, 04:04:51 PM »
Butuh renungan yang dalam untuk dapat membentuk cerita bersambung yang menarik dan membangkitkan rasa curious dari para pembacanya. Bro. Jo Spaletti dapat melakukan itu dengan baik. Kalau ada range nilai KREATIVITAS antara 1-20 (seperti halnya nilai-nilai skill para pemain GKO) sebagai pengamat saya rasa point 19+ layak diberikan untuk KREATIVITAS Bro. Jo... Mantap Surantap Bro 8) 8) 8)

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #14 on: January 29, 2015, 04:56:13 AM »
Butuh renungan yang dalam untuk dapat membentuk cerita bersambung yang menarik dan membangkitkan rasa curious dari para pembacanya. Bro. Jo Spaletti dapat melakukan itu dengan baik. Kalau ada range nilai KREATIVITAS antara 1-20 (seperti halnya nilai-nilai skill para pemain GKO) sebagai pengamat saya rasa point 19+ layak diberikan untuk KREATIVITAS Bro. Jo... Mantap Surantap Bro 8) 8) 8)

Wah, bro Fradel terlalu melebih2kan :D

Ngga lah bro, mungkin kreatifitas saya baru sebatas 14 atau 15 saja. Ini juga gara2 cerita2 bro Fradel di trit sebelah yang memberi inspirasi untuk menulis ^__^

Anyway, makasih bro untuk responnya :)
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #15 on: February 12, 2015, 10:56:15 AM »
Episode 5 - Dia pemain jelek, bos!

Pria bertubuh kekar dengan topi putih itu memasukkan lembar-lembar kertas di mejanya ke dalam tas. Sesekali ia melirik ke arah hpnya yang tergeletak di atas meja. Ia melihat ke arah jam dinding di atas pintu dan sambil menggelengkan kepalanya ia pun berdiri dari kursinya. Nafasnya mendengus tanda ada sesuatu yang menggelisahkan hatinya. Sesaat sebelum ia memasukkan hpnya ke kantung celananya, hp itu berbunyi. Ia melihat pesan masuk di sana, "Saya sudah di halaman depan, pak."

Dengan cepat pria itu menarik resleting jaketnya ke atas dan melangkah meninggalkan ruangan itu. "Lama sekali kamu!" cetus pria itu sesampainya ia di luar dan bertemu dengan pengirim pesan tadi. "Maaf Pak Agus. Jalanan macet parah, apalagi saya masih ngeprint laporan ini," kata pemuda yang tak lain adalah Bagas, wartawan salah satu surat kabar ternama di kota itu. "Ya sudahlah. Jadi bagaimana? Apa sudah lengkap semua data yang kuminta di map itu?" potong Pak Agus. "Apa kamu sudah menjalankan perintahku untuk mematai-matai semua lawan kita tahun ini?"

"Sudah pak!" jawab Bagas seraya mengangguk mantap. "Bagus! Dengan itu kita bisa menjadi juara lagi tahun ini," kata Pak Agus yang merupakan pelatih dari SMA Diponegoro, juara bertahan tahun lalu. "Coba bacakan pemain2 SMA Sukolilo. Tim yang menggagalkan sapu bersih kemenangan kita di paruh kedua tahun lalu," perintah Pak Agus. "Siap pak!" sahut Bagas sembari mengeluarkan selembar kertas dari map yang dipegangnya. "Baiklah, saya mulai ya. Pelatihnya tetap, Pak Wisnu Dirgantara. Ia pelatih yang berhasil membuat SMA Sukolilo tidak terdegradasi selama 8 tahun. Ini adalah tahun ke-9 keikutsertaan mereka di ajang ini."

"Selanjutnya, penjaga gawang. Kiper utama mereka bernama Woli. Saya tidak mendapatkan nama aslinya karena mereka selalu memanggilnya Woli. Mungkin maksud mereka ia seperti 'Wall' atau tembok dalam bahasa Inggris. Dia sangat cekatan dan refleksnya bagus, bagai tembok yang sulit sekali untuk dilewati. Tingginya di atas rata-rata dan kecepatannya bagus. Ia naik ke kelas 2 tahun ini dan merupakan salah satu titik kekuatan tim mereka. Bek kiri bernama Ahmad, sementara bek kanan Wawan. Kedua pemain ini memiliki tipikal bermain yang mirip, yaitu full-back dengan tipe support. Sering bergerak maju ketika menyerang, tetapi jarang masuk ke kotak penalti untuk mencetak gol. Mereka lebih banyak melakukan umpan lambung. Kecepatan mereka sangat baik dan cukup cepat untuk kembali ke posisi saat diserang. Bagian ini cukup baik, tetapi masih banyak celah yang bisa kita eksploitasi untuk menembus bagian ini," sambung Bagas.

"Selanjutnya bek tengah tim ini, Broto dan Tomo, dua pemain jangkung yang sangat handal di duel udara. Mereka juga memiliki kecepatan yang mumpuni. Dengan tinggi di atas rata-rata, 190cm dan 188cm, keduanya sangat berbahaya saat membantu penyerangan di situasi sepak pojok. Dua pemain ini sulit dilewati dan merupakan salah satu titik kuat tim SMA Sukolilo juga," kata Bagas. "Hmm.. jadi mereka kuat sekali di segi pertahanan ya. Menarik sekali," timpal Pak Agus seraya memperbaiki topinya.

"Sayap kiri bernama Aldi, sementara sayap kanan Gilang. Dua pemain ini memiliki tipikal berbeda. Aldi lebih sering maju dan bergerak masuk kotak penalti untuk mencoba mencetak gol. Ia juga tak akan segan untuk memberi umpan bila posisi kawan lebih menguntungkan. Sementara Gilang lebih banyak melakukan umpan-umpan pendek ke tengah lapangan dan kadang bertukar posisi dengan Wawan. Umpan-umpan silangnya cukup merepotkan. Di beberapa pertandingan pra musim mereka, tim lawan sering kesulitan mengawal Gilang ini karena pergerakannya yang sangat cair dan lincah. Tim ini menurut beberapa rekan saya menggunakan 4-3-2-1, tetapi karena dua pemain sayap mereka sering bergerak maju saya malah melihatnya seperti 4-1-4-1."

"Posisi gelandang bertahan ditempati Warsita. Ia adalah kapten mereka tahun ini. Kemampuannya memotong alur serangan lawan sangat bagus. Ia memiliki tackling dan marking yang cukup mumpuni, sulit dilewati. Sekali pemain dikawal olehnya maka pemain itu tidak akan bisa menerima bola maupun mengoper dengan leluasa. Salah satu titik kekuatan mereka juga. Stamina dan penempatan posisinya sangat baik. Selanjutnya di posisi gelandang menyerang ada Riko dan Cakra. Riko adalah pemain baru dan menurut saya kemampuannya biasa saja. Dia bisa mengoper dengan baik, tetapi tidak ada yang istimewa. Berbeda dengan tandemnya, Cakra. Bisa dibilang pemain ini adalah roh permainan mereka. Umpan pendek, umpan terobosan, umpan panjang, dribble, maupun visi bermainnya sangat luar biasa. Tendangan jarak jauh dan tendangan bebasnya sangat membahayakan. Dia memiliki ketenangan di kotak penalti dan didapuk sebagai wakil kapten, sering diposisikan sebagai false nine. "

"Posisi penyerang dimiliki oleh Rudi. Pemain bertinggi 185cm ini bermain sebagai target man. Ia seringkali menerima umpan lambung dan menyundulnya ke gawang musuh. Namun ia juga terkadang menahan bola dan memberikan kepada Cakra yang sering bergerak secara mengejutkan di antara pemain belakang lawan. Rudi ini memiliki kecepatan yang cukup bagus dan sering mematahkan perangkap offside. Penyelesaian akhirnya cukup baik. Menurut saya ia pemain yang lumayan dan tidak bisa diremehkan meskipun tidak sebagus 2 striker kita."

"Pemain cadangan mereka tidak ada yang istimewa. Donny, kiper yang lumayan tetapi sering kehilangan konsentrasi. Tikno dan Hermawan pemain belakang yang bisa bermain di semua posisi. Ada lagi Asep, pemain tengah berpotensi. Sutono, gelandang serang yang bisa bermain di kiri maupun kanan, namun tidak memiliki kecepatan yang baik. Kirno, penyerang cadangan yang berteknik lumayan. Sudah, itu saja pemain mereka, pak," tutup Bagas.

Pelatih Agus tampak berpikir sambil memegangi dagunya. "Hmm.. Apa kamu tidak salah tim? Bukankah di tim mereka tahun lalu ada pemain jenius itu, si Wibi.. siapa itu. Pemain yang menceploskan gol ke gawang kita di menit akhir dengan tendangan saltonya?" tanya Pak Agus. "Wibisono?" tanya Bagas. "Dia pemain jelek, bos! Ini statistik bermainnya di game-game pra musim mereka," timpal Bagas sambil menyerahkan selembar kertas. Pak Agus tampak mengamati kertas itu dan mengangguk. Nampak senyum muncul di wajahnya. "Kalau begitu, tidak ada yang perlu kita khawatirkan. Tahun ini kita pasti juara lagi," katanya sambil tertawa lega.

Bagas mengernyitkan keningnya. "Segitu khawatirnya kah beliau pada si Wibisono itu?" batinnya.

Bagaimana jalannya kompetisi sekolah yang akan segera dimulai? Simak terus di sini :)
Arema Malang - 132146

leonhart

  • Professional team
  • **
  • Posts: 64
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #16 on: February 25, 2015, 01:31:49 PM »
sudah 13 hari belum ada cerita baru...ayo bro Jo dilanjut ceritanya...gw yakin banyak kok yang tunggu2 cerita ini, cuma selama ini jadi silent reader aja (termasuk gw selama ini)  8)
Manager of Banteta FC

Mr Pep G

  • Youth team
  • *
  • Posts: 27
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #17 on: February 25, 2015, 03:13:08 PM »
benar sekali apa yang di katakan oleh bro leon.... 

ane malah sering buka forum untuk melihat apakah kelanjutan kisahnya telah diposting...   eh ternyata belum....    :) :) :)

kami menunggu kelanjutannya ya bro Jo....    ;) :D :D

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #18 on: March 01, 2015, 06:19:48 PM »
Episode 6: Masukkan Dia

Keringat dingin mengalir di tengkuk pria berambut cepak itu. Ia tampak berkali-kali memperbaiki posisi duduknya. Sesekali ia menenggak air mineral di botol yang dibawanya. Pandangannya menyorot tajam ke arah lapangan di depannya. Pria itu tampak gelisah. Suasana sore yang sejuk itu seakan tak mampu menyejukkan hatinya. "Strikermu payah pak.." beberapa kali terdengar teriakan itu dari bangku penonton.

Ya, pria itu adalah Wisnu Dirgantara, pelatih SMA Sukolilo. Beberapa kali ia melihat roster di tangannya yang berisi daftar pemain cadangan timnya. Ia tampak menggelengkan kepala seakan tak percaya bahwa dua pemain andalannya, Cakra dan Rudi, sedang sakit flu dan tidak bisa dimainkan di sore ini. Sekilas ia melihat daftar klasemen sementara dimana timnya saat ini berada di posisi ke-4. Apabila sore ini mereka menang, maka mereka bisa merangsek ke posisi 3 yang mana merupakan pencapaian luar biasa  bagi mereka.


Sore itu adalah pertandingan ke-8 bagi Tim SMA Sukolilo. Mereka saat ini duduk manis di peringkat 4 klasemen sementara. Di posisi 1 tentu saja bertengger sang juara bertahan sekaligus favorit tahun ini, SMA Diponegoro. Namun demikian, jarak poin antara peringkat 1 sampai 6 hanya terpaut 5 angka. Itu berarti sedikit saja terpeleset, tim-tim tersebut bisa turun ke peringkat 6 klasemen.

"Kirno, bergerak terus! Ayo jemput bola, jangan diam saja! Posisi posisi! Asep, umpan pendekmu mana?" teriak Pak Wisnu dari pinggir lapangan. Ia begitu sibuk memberi instruksi pada para pemain lapisnya. Pantas saja ia tampak begitu gusar karena dari 7 pertandingan sebelumnya, tim ini sanggup melesakkan 15 gol dimana 8 di antaranya dicetak oleh Rudi, penyerang andalan mereka. Sementara 4 lainnya dicetak oleh Cakra. Dan saat ini kedua pemain tersebut tidak bisa dimainkan karena sakit.

Tim SMA Sukolilo tampak kehabisan akal menembus pertahanan lapis SMAN 8 yang sebenarnya tidak terlalu rapat juga. Ini diperparah dengan pelanggaran Broto di dalam kotak penalti di babak pertama sehingga menghasilkan tendangan penalti untuk lawan dan membuat mereka tertinggal 0-1. Kirno yang merupakan pemain cadangan tampak begitu mati kutu dikawal oleh dua bek tengah tim lawan. Ia kesulitan mencari ruang. Pergerakannya yang statis membuatnya sangat mudah dikawal.

Pertandingan memasuki menit ke-80 dan tidak ada satu shot-on-goal pun dihasilkan oleh Tim SMA Sukolilo di babak kedua ini. Berkali-kali Pak Wisnu tampak menggeleng2kan kepalanya. Aliran bola tim mereka selalu kandas di lini tengah. Asep tampak kesulitan berkreasi, dan apabila bola berhasil sampai di Kirno maka musuh bisa dengan mudah merebutnya kembali. Sementara itu kedua sayap mereka tampak sangat kelelahan karena dipaksa bekerja keras mendistribusikan bola dan juga merebut dari lawan saat bola lepas.

Tiba-tiba ada seorang ball boy menghampiri Pak Wisnu dan menyerahkan selembar kertas. Hal itu luput dari perhatian orang-orang yang ada di sekitar situ karena semua orang sedang terfokus pada pertandingan. Pak Wisnu cukup terkejut menerima kertas itu. Belum sempat ia bertanya dari siapa, anak itu sudah lari kembali ke tempatnya. Pak Wisnu membuka kertas itu perlahan dan ada tulisan di dalamnya berbunyi: "Masukkan dia! RH."

Seakan mendapat perintah, Pak Wisnu segera memerintahkan salah seorang pemainnya untuk melakukan pemanasan. Tak lama kemudian papan pergantian pemain diangkat. Pemain nomor 18 diganti oleh pemain nomor 49. Kirno berjalan keluar lapangan dan menyalami penggantinya. Siapa lagi kalau bukan Wibisono. Pak Wisnu tampaknya sudah pasrah dengan pertandingan ini. Ia duduk di kursinya. Tidak ada lagi instruksi-instruksi yang diberikan. Baginya pertandingan sudah berakhir.

Namun ia salah! Lewat sebuah serangan dari sayap kiri, Aldi menerobos kawalan bek kanan musuh. Sesaat setelah ia memasuki kotak penalti lawan, dua pemain mengepungnya. Ia menoleh ke arah tengah dan melihat Wibisono berdiri di dekat kiper. Sementara Asep berlari masuk ke kotak penalti. Pikiran warasnya membuatnya memutuskan untuk mengoper pada Asep. Asep pun tak menyia2kan kesempatan itu. Ia mem-voli bola itu dengan keras menuju tiang kanan gawang. Ditepis!

Bola liar bergulir cepat ke arah kirinya. Di situ berdiri Wibisono yang tampak tidak siap dengan bola yang melesat ke arahnya. Ia menutup mata dan menendang sekuatnya. Tak disangka tendangannya mengenai bola. GOOOOLLLL!!! Bola menghunjam gawang musuh dengan keras. Sontak gemuruh penonton stadion yang dihadiri sekitar 500 orang itu langsung meledak. Beberapa orang menceletuk, "Dari tadi kek anak itu dimasukkan.." Waktu menunjukkan menit 89. Hasil yang cukup menggembirakan bagi SMA Sukolilo karena setidaknya mereka bertahan di peringkat ke-4 setelah pertandingan ini.

Kick-off kembali dilakukan. Pemain lawan sangat bernafsu menyerang untuk mengembalikan keunggulan mereka. Sementara SMA Sukolilo tampak cukup puas dengan hasil seri mengingat absennya dua pemain andalan mereka. SMA Sukolilo sesekali melakukan serangan balik. Dan kali ini, bola panjang dari Waskita jatuh di kaki Asep. Demi menebus kegagalannya tadi, Asep langsung melakukan tembakan ke arah gawang. Namun tendangan yang lemah berhasil diantisipasi oleh bek lawan. Bek lawan tampak bermain-main dengan bola karena mereka melihat Wibisono yang bukan merupakan ancaman dikarenakan kecepatan dan fisiknya yang sangat lemah.

Terlalu asik bermain-main, mereka tidak sadar bahwa 5 orang pemain Sukolilo sudah berada di kotak penalti mereka. Aldi yang berdiri dekat dengan pemain yang membawa bola segera melakukan sliding tackle. Terkejut, bek lawan segera mengoper pada teman di kirinya. Namun tampaknya terjadi miskomunikasi karena temannya sudah terlanjur berlari agak ke depan. Alhasil temannya itu segera berlari ke belakang dan bermaksud menyelamatkan bola dengan menendang keras-keras. Tak beruntung, bola mengenai (maaf) pantat dari Wibisono. Bola pun memantul ke arah gawang, mengenai tiang gawang, dan bergulir pelan ke dalam gawang!

Seluruh stadion tercengang. Kiper lawan yang mati langkah hanya bisa melihat bola itu masuk ke gawangnya. Wasit meniup peluit tanda gol itu masuk. GOOOLLLL!!! Ya, Wibisono mencetak gol keduanya! Seluruh pendukung SMA Sukolilo yang sempat tertegun kemudian bersorak-sorak dengan meriah. Pertandingan berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan SMA Sukolilo. Mereka pun merangsek ke posisi ke-3.

Bagaimana kelanjutan kisah ini? Siapa pengirim kertas misterius tersebut? Simak terus di sini.. :)
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #19 on: March 01, 2015, 06:23:16 PM »
sudah 13 hari belum ada cerita baru...ayo bro Jo dilanjut ceritanya...gw yakin banyak kok yang tunggu2 cerita ini, cuma selama ini jadi silent reader aja (termasuk gw selama ini)  8)

benar sekali apa yang di katakan oleh bro leon.... 

ane malah sering buka forum untuk melihat apakah kelanjutan kisahnya telah diposting...   eh ternyata belum....    :) :) :)

kami menunggu kelanjutannya ya bro Jo....    ;) :D :D

Wah, terima kasih buat teman2 yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita saya. Senang rasanya bahwa karya saya yg sederhana ini dinantikan oleh teman2.

Saya minta maaf untuk post yang tidak rutin. Hal ini dikarenakan kesibukan saya di pekerjaan sehingga kurang mempunyai waktu untuk meneruskan cerita ini :P
Semoga ke depan saya bisa lebih rutin lagi dalam meng-update cerita ini :)

Semoga teman2 menikmati episode 6 di atas.
Tetap semangat dan salam olahraga!
« Last Edit: March 01, 2015, 06:24:53 PM by ytbpom »
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #20 on: April 01, 2015, 03:21:27 PM »
Episode 7: Tendangan Pisang... eh, Kulit Pisang

Wibisono nyaris tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pak Wis, pelatihnya, menunjuk dirinya. Ia menoleh ke arah rekan-rekannya yang nampak sama tidak percayanya. Ini adalah kejutan kedua yang diterimanya hari ini.

Ya, di hari Sabtu yang cerah ini SMA Sukolilo menghadapi tim terkuat sekaligus kandidat juara di kompetisi ini. Siapa lagi kalau bukan SMA Diponegoro. Memang, pertandingan hari ini hanyalah pertandingan ke-9 dari 18 pertandingan di seluruh kompetisi. Namun gengsi untuk mengalahkan tim terkuat akan selalu coba diraih oleh tim-tim di bawahnya.

Apalagi, jika memenangkan pertandingan ini, maka mereka akan bisa memangkas selisih poin dengan SMA Diponegoro menjadi hanya 1 angka saja. Dan pagi itu, kejutan yang pertama terjadi. Pak Wisnu menunjuk Wibisono sebagai penyerang utama tim untuk pertandingan sore itu. Kirno, yang sebelumnya didaulat menjadi penyerang cadangan pertama, tampaknya coba diistirahatkan oleh Pak Wisnu. Atau benarkah demikian?

"Wibisono, sore ini kamu main. Gara-gara kamu mencetak dua gol 3 hari yang lalu, ada banyak orang tua murid meng-sms saya untuk memasang kamu. Mereka pikir saya ini pelatih kemarin sore yang baru mengerti bola?" kata Pak Wisnu. "Terima kasih, pak! Saya akan membuktikan bahwa saya layak untuk.." sahut Wibisono dengan semangat yang langsung dipotong oleh Pak Wisnu.

"Diam dulu! Saya belum selesai berbicara. Kamu boleh senang dengan pencapaianmu itu, tetapi bagi saya itu tidak membuktikan apa-apa. Dua golmu itu semuanya keberuntungan. Saya tidak mungkin memasukkan kamu jika bukan karena Red... ehm maksud saya... jika bukan karena saya sedang berbaik hati. Sore ini saya memasangmu agar orang-orang mengerti kemampuanmu yang sesungguhnya. Pesan saya hanya satu, jangan terlalu mempermalukan dirimu," tukas Pak Wisnu.

Percakapan itu masih terngiang di pikiran Wibisono ketika kali ini lagi-lagi ia terkejut dengan keputusan Pak Wisnu. Bagaimana tidak, ketika timnya mendapat hadiah penalti di menit ke-5 menyusul pelanggaran pada Cakra yang sudah bisa bermain, justru Wibisono lah yang ditunjuk oleh Pak Wisnu sebagai eksekutor.

Beberapa rekan Wibisono yang kebetulan mendengar percakapan pagi itu merasa bahwa Pak Wisnu ingin membuktikan pada suporter mereka bahwa Wibisono tidak sehebat yang mereka kira. Namun tampaknya Wibisono tidak menyadari hal itu dan dengan tenang ia meletakkan bola di titik putih. Sebenarnya Wibisono tidak setenang kelihatannya karena jantungnya berdegup dengan keras dan tubuhnya terasa panas dingin.

Para penonton tampaknya tidak melihat tangan Wibisono yang gemetar ketika meletakkan bola tadi. Bahkan karena begitu gugup, Wibisono melupakan semua pelajaran tentang mengambil tendangan penalti. Ia lupa semua trik untuk mengelabui kiper yang sudah dipelajarinya di sesi-sesi latihan. Ia terus menerus memandang ke arah kanannya karena ke situlah tujuan tendangannya.

Kiper lawan yang sudah mendapat bocoran tentang kemampuan Wibisono tampak tenang. Ia sudah menduga bahwa bola akan diarahkan ke sisi kiri gawangnya. "Priiiit..." Peluit berbunyi dan Wibisono segera berlari ke arah bola dan... tentu saja, ia terpeleset. Kali ini karena entah bagaimana ada kulit pisang yang dilempar oleh penonton ke area penalti.

Kaki kiri Wibisono yang digunakan untuk menendang pun menjadi melenceng tak beraturan dan hanya sisi luar kakinya yang berhasil mengenai bola dengan tipis. Bola pun tidak jadi meluncur ke arah kanannya, melainkan ke arah kirinya. Bola meluncur pelan. Kiper yang terlanjur salah melompat sebenarnya masih bisa mengamankan bola pelan itu, namun tanpa diduga kaki kiri kiper lawan mengalami kram sehingga ia hanya bisa terpaku menyaksikan bola itu masuk ke gawangnya.

"GOOOOOLLL!!! Tendangan pisang...eh, kulit pisang yang menarik oleh pemain SMA Sukolilo, Wibisono!" teriak komentator pertandingan melalui sebuah speaker TOA bekas. Seluruh pendukung SMA Sukolilo bersorak.

Selang beberapa menit kemudian, tepatnya di menit ke-9, Wibisono ditarik keluar dan digantikan oleh Kirno. Sejumlah penonton tampak protes dengan pergantian itu. Sebagian menduga bahwa Wibisono mengalami cedera meskipun mereka tidak melihat Wibisono kesakitan. Tidak ada ucapan selamat dan sambutan dari Pak Wisnu. Wibisono dibiarkannya saja lewat menuju bangku pemain cadangan.

Pertandingan itu diselesaikan dengan kedudukan sama kuat 1-1. Dengan begitu selisih poin mereka masih tetap 4 angka dengan SMA Diponegoro dan mereka terpaku di peringkat ke-5 klasemen sementara. Sebagian penonton menggerutu bahwa seandainya Wibisono dipasang terus, pasti dia akan mencetak banyak gol. Wibisono tampaknya mulai mendapat tempat di hati para orang tua murid. Bahkan ada satu dua orang tua murid yang membawa lipatan karton bertuliskan "Ayo Wibisono! Kamu Bisa!"

Namun bagaimana pun kecewanya, mereka masih merasa lega bahwa tim SMA Sukolilo yang selama ini tak diperhitungkan, berhasil menahan seri tim favorit di kandangnya sendiri. Tim yang sudah memenangkan 6 pertandingan sebelumnya secara berturut-turut.

Bagaimana kelanjutan kisah ini? Simak terus di sini ya :)
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #21 on: April 07, 2015, 04:32:47 AM »
Sebuah cerita yang menarik Bro.Jo,
Sebenarnya dalam kehidupan nyatapun saya mendapati seorang pemain yang tidak diperhitungkan (baca: dianggap remeh) justru bisa menjadi pahlawan. Sebuah pengalaman yang belum lama ini saya alami adalah ketika saya bermain futsal dengan rekan-rekan sekerja di sebuah arena futsal di Jakarta. Ada satu pemain muda bernama Tono (bukan nama sebenarnya) yang dianggap sebagai penggembira saja. Kata-kata yang kerap saya dengar ketika pembagian pemain sebelum permainan adalah "Tono, kamu masuk tim sana saja ya"  sementara rekan sekerja yang lain membalas "Ah, Tono di tim sana saja, kan kalian sudah ada Doni sama Tristan"
Dalam hati saya merasa kasihan melihat perlakuan ini. Singkat kata akhirnya Tono masuk ke tim saya. Hmm, saya mulai berpikir. Dia tidak diperhitungkan maka sebaiknya Tono  di posisi depan saja, sementara saya dan satu rekan lain yang sebenarnya lebih terbiasa di posisi depan mencoba lebih konsentrasi di pertahanan.
Benar saja dugaan saya, Tono tidak mendapat penjagaan berarti dari lawan karena gerakannya yang lambat dan fisiknya yang relatif lemah membuatnya selalu kalah dalam perebutan bola.  Namun demikian karena kami disiplin dalam bertahan, lawanpun sulit menembus pertahanan kami. Sampai sewaktu ketika kiper lawan bermaksud ikut  menyerang dan meninggalkan gawangnya, saya melihat ada satu kesempatan melakukan counter attack. Saat bola berhasil saya kuasai saya melihat Tono berdiri bebas tanpa pengawalan, sebuah assist yang tidak terlalu keras namun pas di depan posisi Tono berhasil saya berikan. Iapun sepertinya sadar bahwa assist itu sebaiknya langsung dimanfaatkan dengan satu sepakan ke gawang ketimbang mengontrol dan mendribelnya kembali. Tono membiarkan aliran bola sampai tepat di depan kaki kanannya dan langsung menembak ke gawang, sebenarnya tidak terlalu kencang namun posisi kiper yang tidak menguntungkan membuat bola tersebut meluncur mulus ke gawang lawan. Sontak kami bersorak, Gooolllll!!! Lawanpun terdiam tak menyangka bahwa gawang mereka akan bobol oleh seorang Tono.
Saya dekati dan rangkul Tono dan katakan "Mantap Tono, Mantap!"
Pengalaman ini membuat saya menarik sebuah kesimpulan bahwa, "Setiap individu sebenarnya punya kesanggupan yang hanya akan terlihat saat ia diberi kesempatan di waktu yang tepat"
Lanjutkan ceritanya Bro Jo... Kami selalu menantikan kisah-kisah Wibisono selanjutnya. 8) 8) 8)
« Last Edit: April 07, 2015, 04:42:19 AM by Fradel Rovajar »

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #22 on: April 09, 2015, 12:42:41 PM »
Wah, kisah yang menarik, bro Fradel :)

Gol itu secara tidak langsung juga tercipta karena kecerdikan bro Fradel yg melihat posisi kawan menguntungkan. Terkadang keberhasilan seorang pemain ditentukan juga oleh rekan2 setimnya. Seperti contohnya pemain yang tidak bersinar, ketika pindah klub bisa menjadi bintang dan idola di klub tersebut.

Memang saya sering melihat pemain2 seperti Tono yang sering dianggap sebagai "pupuk bawang". Tetapi sebenarnya orang2 seperti mereka hanya butuh kesempatan dan kepercayaan dari rekan2nya.

Terima kasih untuk commentnya, bro Fradel!
Saya usahakan update berikutnya segera terbit :D
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 8: Kamu akan jadi besar, nak..
« Reply #23 on: April 13, 2015, 10:33:11 AM »
Wibisono kecil menendang bola plastik merah di hadapannya ke arah batu-batu yang disusunnya sendiri di pinggir lapangan desa itu. Seragam SD yang dipakainya tampak kumal dan basah oleh keringat. Sesekali ia melirik ke arah teman-temannya yang sedang bermain bola di tengah lapangan. Ia menoleh ke arah jam dinding yang ada di Balai RW yang berjarak sekitar 5 meter darinya. Waktu menunjukkan pukul 2 siang dan matahari bersinar dengan sangat terik. Ia kembali meletakkan bola merah itu di kakinya dan bersiap menendangnya ketika ia mendengar suara langkah kaki mendekatinya..

Desa Sumbermanjing - 10 tahun yang lalu.

"Kok dulinan dewe, le?" ("Kok bermain sendiri, nak?") tanya orang yang baru datang itu. Wibisono sedikit terkejut dengan kedatangan orang asing yang tiba-tiba itu. Ia menoleh ke arah bapak berusia separuh baya itu. Bapak itu tampak mengenakan topi caping yang biasa dipakai para petani. Baju dan celana bapak itu tampak lusuh dan tampak lumpur di sana sini yang mulai mengering di pakaian maupun kakinya. "Oh, iya pak. Saya tidak diajak bermain oleh teman-teman saya," jawab Wibisono. (diskusi ini menggunakan bahasa Jawa, namun untuk kenyamanan para pembaca saya tulis menggunakan bahasa Indonesia :))

"Hah? Mengapa kamu tidak diajak bermain bersama? Saya lihat mereka bermain 5 lawan 6, " tanya bapak itu heran. "Kata mereka saya ga bisa main bola, pak. Saya terlalu pendek untuk bermain bola dan kaki saya panjang sebelah, " jawab Wibisono. "Hahaha.. hahaha.. hahaha.." Bapak itu tertawa terbahak-bahak. Wibisono heran melihat respon bapak itu. Ia pun bertanya, "Lho memangnya apa yang lucu, pak?" Bapak itu masih kesulitan menghentikan tawanya. Ia masih terkikik selama beberapa detik.

Tampak lelah tertawa, bapak itu duduk di batu besar yang ada di sebelahnya. Batu itu teduh karena tertutup oleh dedaunan dari pohon besar yang ada di sampingnya. Bapak itu menghela nafas dan mencopot topinya. Ia melihat ada sebuah gelas dan kendi di sebelahnya. Ia menuangkan air ke dalam gelas itu dan meminumnya. Setelah itu ia menatap Wibisono dengan tajam dan bertanya dengan mimik muka serius, "Apa kamu percaya pada perkataan mereka itu?" Wibisono menggeleng dan menjawab, "Saya sebenarnya tidak percaya pak, tapi.."

"Bagus!" potong bapak itu. "Coba kamu tendang bola plastik itu ke arah batu-batu yang kamu susun itu. Ingat, kamu harus fokus sebelum menendang ke situ. Saya percaya kamu bisa melakukannya," lanjut bapak itu. "Siap, pak!" sahut Wibisono. Matanya tampak berbinar. Ia mengalihkan pandangannya ke arah bola merah itu, kemudian ia mem-fokus-kan pikirannya ke arah bola dan batu-batu itu. Sejenak kemudian ia bisa merasakan hembusan angin di sekitarnya. Jarak bola dan batu-batu itu sudah terekam di otaknya, demikian pula dengan kecepatan maupun arah angin. Ia mengambil ancang-ancang, berlari pendek, dan menendang bola itu.

"Prak!" Bola itu tepat mengenai bagian tengah batu-batu itu. Begitu keras dan tepatnya tendangan Wibisono, batu-batu itu sampai berlompatan dan berserakan. Prok! Prok! Prok! "Bagus! Bagus! Itu yang ingin saya lihat," puji bapak itu sambil bertepuk tangan. "Kemari kamu, duduklah di sini," perintah bapak itu sambil menepuk-nepuk batu di sampingnya. Wibisono menurut dan duduk di batu itu. "Coba kamu katakan pada saya, mana di antara teman-temanmu yang sedang bermain itu yang paling hebat?" kata bapak itu.

"Hmm.. Menurut saya si Woto, yang pakai kaos merah itu, pak, " kata Wibisono. "Yang merah mana? Ada banyak yang pakai merah," sahut bapak itu. "Itu pak, yang pakai kaos Tim FC Bertocaline, tim favoritnya," jawab Wibisono sambil menunjuk ke arah lapangan. "Oh yang itu. Mengapa kok dia paling hebat?" tanya bapak itu lagi. "Dia pandai melewati lawan, pak. Tidak ada teman saya yang bisa menghadangnya kalau sudah satu lawan satu. Larinya juga cepat sekali. Tapi.." Wibisono berhenti. Ia tampak berpikir.

"Tapi apa?" desak bapak itu. "Ehm.. sepertinya dia jarang bikin gol pak," sambung Wibisono. "Nah, betul itu," jawab bapak itu. Wibisono heran mendengar jawaban itu. Ia menoleh ke arah bapak itu dan bertanya, "Lho, bapak sering ke sini ya? Kok bisa tahu?" Bapak itu tersenyum sambil menggeleng. "Saya cukup melihat seseorang bermain selama 10 menit untuk tahu seperti apa kemampuannya," jawabnya. "Si Woto itu punya kemampuan 'take on' yang bagus, yaitu kemampuan untuk menciptakan situasi berbahaya dengan sukses melewati pemain lawan. Tetapi kemampuan itu saja tidak cukup dalam sebuah permainan."

"Terus apa yang diperlukan, pak?" tanya Wibisono. "Persis seperti yang kamu katakan tadi, nak. Kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan mencetak gol melalui akurasi tembakan, atau lazim disebut 'Shooting'. Si Woto itu tidak memiliki shooting yang bagus," jawab bapak itu. "Ooo.. Kalau Wawan bagaimana, pak? Yang pakai kaos ungu itu," tanya Wibisono. "Menurutmu..?" sahut bapak itu. "Menurut saya dia itu aneh pak, kelihatannya nendang bola asal-asalan, tapi jatuhnya mesti di kaki teman. Dan yang dapat bola darinya selalu bisa atau hampir mencetak gol," jawab Wibisono.

Bapak itu tertawa. "Itu bukan aneh, nak. Itu namanya 'Chance creation', yaitu kemampuan untuk menempatkan rekan satu tim dalam posisi baik untuk mencetak gol. Kamu benar, menurut saya justru dia yang paling bagus di antara semua yang main itu." Bapak itu berdiri, mengenakan topinya, dan menoleh ke arah Wibisono. "Waktu saya sudah habis, saya masih ada keperluan. Senang omong-omong dengan kamu, nak. Oh iya, namamu siapa dan umurmu berapa?" tanya bapak itu. "Saya Wibisono pak, usia 6 tahun," jawab Wibisono.

"Bagus bagus. Kamu latihan terus ya. Kamu akan jadi besar, nak.." tutup bapak itu sambil pergi meninggalkan Wibisono. Wibisono masih terus melamun melihat kepergian bapak itu. "Bapak itu hebat sekali bisa tahu kemampuan teman-temanku. Aku akan terus berlatih seperti pesannya, ah. Biar aku bisa jadi besar dan tidak kecil terus seperti sekarang, hehehe.." pikir Wibisono. Ia tersenyum-senyum sendiri sehingga tidak sadar bahwa bola tendangan temannya mengarah ke kepalanya. Tentu saja bola itu mengenai kepalanya dan membuyarkan semua lamunannya. Sore itu ia pulang dengan kepala yang bengkak sebesar telur puyuh.

Bagaimana kisah Wibisono selanjutnya? Nantikan terus di sini.. :)
« Last Edit: April 13, 2015, 10:41:09 AM by ytbpom »
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #24 on: April 14, 2015, 06:08:04 AM »
Woow ada nama FC BERTOCALINE  (FCB) di cerita bersambung bro Jo, terima kasih bro Jo, untuk hak istimewa ini :) :) :)