Author Topic: The Football Genius - a football player story  (Read 13346 times)

asgi

  • All Star Team
  • ****
  • Posts: 311
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #25 on: April 18, 2015, 04:06:42 AM »
 8) 8) 8)...

ceritanya semakin menarik...kalau udah banyak nantinya kita berharap kisah ini bisa dibukukan dan bukan hanya kita yang aktif di GKO aja yang baca tapi seluruh pecinta sepak bola di seluruh tanah air...amiin
Top Level Season 12
Runner Up Liga B1 Musim 11
Winner Liga C-9 Musim 9
Winner Liga D-26 Musim 8

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #26 on: May 06, 2015, 08:07:51 AM »
8) 8) 8)...

ceritanya semakin menarik...kalau udah banyak nantinya kita berharap kisah ini bisa dibukukan dan bukan hanya kita yang aktif di GKO aja yang baca tapi seluruh pecinta sepak bola di seluruh tanah air...amiin

Thanks bro asgi. Saya juga berharap kisah ini bisa menghibur/menginspirasi teman2 yang ada di GKO Indonesia maupun yang tidak main GKO (makanya saya juga bikin blog berisi cerita ini). Wah, kalau untuk jadi buku rasanya masih banyak susunan kalimat yang kacau :D

Note: sekali lagi saya mohon maaf untuk para pembaca untuk slow response dan update yang lama, dikarenakan kesibukan di dunia nyata, jadinya hanya sempat login dan melakukan aktifitas saja :)
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 9: Teman Bapak Itu Namanya Sutedjo (bagian 1)
« Reply #27 on: May 06, 2015, 08:12:10 AM »
Episode 9: Teman Bapak Itu Namanya Sutedjo (bagian 1)

Hujan rintik-rintik yang turun sejak siang hingga sore hari membuat suasana malam di desa itu begitu sepi dan dingin. Terdengar suara katak bersahut-sahutan dari sungai yang mengalir di pinggir desa itu. Jalanan desa pun terlihat masih basah dan tampak genangan air di sana sini, menandakan bahwa hujan baru saja reda. Sekawanan kunang-kunang tampak menari-nari di pepohonan yang ada di sekitar jalan desa itu. Belum ada lampu jalan di desa itu, sehingga satu-satunya sumber cahaya untuk para pejalan kaki yang melintas adalah cahaya bulan, yang kebetulan hari ini bersinar dengan terang.

Tak jauh dari jalanan desa yang gelap itu tampak beberapa rumah warga yang berjajar rapi. Tidak nampak aktifitas di luar rumah karena sepertinya para warga pun enggan keluar dari rumah di udara sedingin ini. Sayup-sayup terdengar suara siaran televisi dari beberapa rumah. Namun di tengah suasana yang sepi itu ada satu rumah yang terlihat sibuk. Di teras rumah itu tampak sekumpulan anak muda yang sedang duduk dan bersenda gurau. Mereka duduk menghadap seorang pemuda yang sedang dipijat kakinya oleh seorang wanita separuh baya.

"Wis toh mak, kanca2ku wis teko kie..," (sudah lah bu, teman-temanku sudah datang ini.. - percakapan ini sebagian besar menggunakan bahasa Jawa, selanjutnya saya tulis dengan bahasa Indonesia untuk kenyamanan pembaca :)) kata pemuda itu. "Iya iya, ini ibu juga sudah selesai kok," jawab wanita tersebut yang tak lain adalah ibu dari Wibisono. Ia segera berdiri, mengambil minyak urut di sampingnya, dan mempersilakan teman-teman Wibisono untuk menikmati hidangan pisang goreng dan teh hangat di atas meja. "Ayo, mumpung masih hangat!" katanya sambil tersenyum dan kemudian ia masuk ke dalam rumah.

Hari itu adalah hari pertama Wibisono benar-benar berlibur setelah selama 20 hari sebelumnya ia mengisi liburnya dengan mengikuti kompetisi sepakbola antar sekolah. Ia pulang ke kampung halamannya di Desa Sumbermanjing untuk menghabiskan liburan di sana sambil beristirahat dari hiruk pikuk suasana kota. Beberapa teman satu timnya bersepakat untuk mengunjungi kampung halaman Wibisono dan menginap selama dua malam di rumahnya. Wibisono tiba pagi tadi karena ia pulang menggunakan bis pagi, sementara teman-temannya baru berangkat siang harinya dan baru saja tiba.

"Bagaimana? Apa di jalan macet?" tanya Wibisono. "Aman Bi," sahut Tomo. "Lho, Rudi mana?" tanya Wibisono lagi. "Dia ngga jadi ikut karena mendadak keluarganya yang dari luar pulau datang berkunjung ke rumahnya. Jadi akhirnya hanya kami ber-8 saja yang datang," jawab Riko. Wibisono mengangguk-angguk dan kemudian tertawa. "Eh Bi, apa sih rahasiamu?" tanya Broto. "Hah? Rahasia apa?" Wibisono balik bertanya sambil mengerutkan keningnya. "Rahasia kehebatanmu di lapangan," sahut Cakra kalem. Wibisono menoleh ke arah Cakra tanda belum mengerti dengan pertanyaan itu.

"Hahaha.. Masa kamu lupa? Kemarin kan kamu mencetak tiga gol di pertandingan terakhir kita melawan SMA Diponegoro. Dan gara-gara golmu itu akhirnya untuk pertama kali kita bisa menang telak 3-0 dari tim sekuat mereka dan bertengger dengan gagah di posisi 2 di musim kompetisi ini," lanjut Cakra. "Benar! Dan gara-gara itu juga, tim sekolah kita dinobatkan menjadi tim favorit penonton musim ini. Padahal kita belum pernah dapat predikat itu sebelumnya, lho" sambung Gilang sambil tertawa.

"Betul Bi. Padahal kan sejak kamu mencetak gol penalti di pertandingan ke-9 kita melawan SMA Diponegoro, kamu ngga pernah dipasang sama Pak Wis? Tapi kok bisa ya sekali dipasang, itu pun baru masuk di babak kedua gara-gara Rudi kakinya kram, kamu bisa cetak tiga gol seperti itu? Apa rahasiamu?" sela Woli. "Benar! Enam gol dari 3 pertandingan, dan menjadi pencetak gol kedua terbanyak tim ini, di bawah Rudi. Kurang hebat apa coba?" sahut Riko. Mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari teman-temannya, Wibisono pun gelagapan. Ia bingung harus menjawab apa. Namun tak pelak ia merasa senang mendengar pujian-pujian dari teman-temannya.

"Ehem.." tiba-tiba terdengar suara deheman dari pintu rumah. Teman-teman Wibisono terkejut mendengar suara itu. Tampak seorang pria berusia kurang lebih 40 tahunan berperawakan tinggi besar keluar dari rumah dan berjalan menuju sebuah kursi. Ia duduk di sana, menyeruput kopi yang ada di atas meja, lalu melihat ke arah teman-teman Wibisono. "Kalian teman satu timnya anak saya, ya?" sapa pria itu dengan ramah. Teman-teman Wibisono mengangguk dan mereka bergantian memberi salam pada pria yang tak lain adalah ayah Wibisono itu.

"Wibisono ini orangnya pemalu. Dia suka bingung apabila ditanya dengan bertubi-tubi seperti itu. Jadi anggap saja bapak ini juru bicaranya Wibisono," gurau bapak itu yang tak ayal membuat teman-teman Wibisono tertawa. "Kemarin bapak datang ke pertandingan kalian dan bapak melihat permainan kalian masing-masing. Kalian adalah anak-anak muda yang berbakat. Bapak berharap kalian bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional suatu saat nanti," sambung ayah Wibisono.

"Maaf pak, bapak dulu juga pemain nasional kah?" tanya Warsita yang dari tadi diam saja. "Hahaha.. Kamu melihat foto yang ada di ruang tamu itu ya?" jawab ayah Wibisono. "Bapak dulu memang pernah membela timnas beberapa kali, namun cedera tulang kaki yang bapak alami membuat bapak harus pensiun dini dari timnas dan hanya fokus pada karir bapak di klub saja," lanjutnya. "Oh iya, kembali ke pertanyaan kalian. Mengapa kalian menanyakan apa rahasia anak saya? Bukankah dia memang selalu bermain cerdas dan produktif di setiap pertandingan?" tanya ayah Wibisono.

"Iya pak benar, tetapi hanya di pertandingan resmi saja. Di sesi-sesi latihan atau mini games, Wibi ini payah sekali. Dia selalu jadi yang paling bawah di daftar penilaian," jawab Cakra. "Betul pak! Itu yang membuat kami heran," sahut Riko.

Ayah Wibisono tampak merenung sejenak dan kemudian menjawab, "Hmm... begitu. Tampaknya dia mirip dengan salah seorang teman bapak di klub dan timnas dulu. Teman bapak itu namanya Sutedjo. Beliau adalah orang yang unik dan bapak tidak pernah mempunyai rekan setim lain yang seperti dia sepanjang karir bapak. Dan beliau pernah memberitahukan rahasianya pada bapak," lanjut ayah Wibisono sambil melebarkan matanya. Teman-teman Wibisono nampak menahan nafas karena ingin tahu seperti apa teman ayah Wibisono ini.

Apakah rahasia teman ayah Wibisono? Nantikan kelanjutannya di sini.. :)
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 10: Teman Bapak Itu Namanya Sutedjo (bagian 2)
« Reply #28 on: May 28, 2015, 03:31:38 AM »
Episode 10: Teman Bapak Itu Namanya Sutedjo (bagian 2)

Wibisono menyeruput teh panas di hadapannya dan kemudian kembali duduk berselonjor sambil bersandar ke tembok. Ia memperhatikan ayahnya dengan seksama. Ia merasa tertarik dengan cerita ayahnya karena selama ini ayahnya tidak pernah menceritakan pengalamannya sebagai pemain bola. Bahkan ia tidak pernah berlatih bersama ayahnya selama ini.

"Sutedjo ini adalah seorang gelandang bertahan. Ia memiliki penempatan posisi yang bagus dan juga kemampuan distribution yang mumpuni," cerita ayah Wibisono. "Wah posisinya sama dengan saya dong. Tapi pak, distribution itu apa ya? Semacam ngantar barang kah?" potong Warsita. Teman2nya tertawa mendengar pertanyaan itu. "Hahaha.. Distribution itu adalah kemampuan untuk mempertahankan permainan dengan umpan yang efisien. Jadi mungkin kalian pernah melihat tim yang seringkali penguasaan bolanya lebih dari 50 persen, biasanya mereka memiliki pemain-pemain tengah dengan distribution dan passing yang bagus," jawab ayah Wibisono.

Tampak Warsita manggut-manggut mendengar penjelasan itu. "Selain itu teman bapak itu juga bagus dalam hal recovery. Buat yang belum tau, recovery itu kemampuan untuk meminimalisir peluang gol lawan melalui intersepsi. Ini yang membuat tim-tim yang melawan tim bapak waktu itu seringkali sulit mengembangkan permainan dan jarang ada tim yang bisa membuat lebih dari 5 tendangan ke arah gawang melalui tengah lapangan kalau ia sedang bermain," lanjut ayah Wibisono.

"Namun yang aneh adalah setiap kami berlatih, baik latihan fisik maupun mini games, dia selalu bermain pas-pasan, kalau tidak boleh disebut buruk. Pelatih bapak waktu itu selalu memberinya penilaian yang sangat buruk untuknya saat latihan. Tetapi beliau tetap memasang Sutedjo di setiap pertandingan resmi karena di situ permainannya menjadi sangat luar biasa," sambung ayah Wibisono. "Wah! Mirip sekali dengan kamu, ya Bi?" canda Cakra sambil meninju pelan lengan Wibisono. Wibisono hanya tersipu malu. "Karena heran dengan hal itu, suatu hari selesai latihan bapak sengaja mengajak Sutedjo pulang bersama untuk menanyakan mengenai hal itu kepadanya. Namun bapak sebenarnya tidak terlalu berharap banyak, karena ia selalu mengelak setiap kali wartawan atau rekan setimnya menanyakan apa rahasianya. Hari itu berbeda.. Sutedjo mau membeberkan rahasianya," cerita ayah Wibisono.

Riko menegakkan duduknya sambil menatap tajam ke arah ayah Wibisono. Teman-teman Wibisono sangat penasaran apa sebenarnya rahasia teman ayah Wibisono itu. "Ternyata rahasianya sederhana sekali. Dia adalah orang yang kurang motivasi. Jadi pada saat latihan atau mini games, dia merasa tidak perlu membuktikan apapun pada siapapun. Baginya tidak ada gunanya ia berusaha keras pada saat berlatih, toh nantinya di pertandingan dia akan tampil trengginas. Dan itulah alasan utamanya mengapa di pertandingan dia akan tampil menggila, karena motivasinya menjadi berlipat-lipat," jelas ayah Wibisono.

"Ooo.. Jadi itu toh rahasiamu, Bi," seru Woli yang duduk di sebelah kiri Wibisono sambil menepuk pundaknya. Wibisono mengerutkan alisnya tanda ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. "Bukan!" potong ayah Wibisono mengejutkan teman-teman Wibisono. "Itu adalah rahasia teman bapak, Sutedjo. Tetapi Wibisono ini berbeda. Sekilas sepertinya sama, tetapi bapak yakin bukan itu alasannya," lanjut ayah Wibisono. "Kok gitu pak? Bukankah kasusnya sama dengan teman bapak?" tanya Warsita. Ayah Wibisono menggelengkan kepalanya.

"Besok akan bapak tunjukkan alasannya mengapa mereka berbeda. Sekarang sebaiknya kalian semua bersiap-siap untuk tidur. Hari sudah larut, lagipula kalian baru saja melakukan perjalanan jauh. Sudah sana cepat tidur semuanya, termasuk kamu Wibisono. Kamar kalian sudah bapak dan ibu siapkan. Wibisono akan menunjukkan kamar kalian," tutup ayah Wibisono. Teman-teman Wibisono yang memang sudah lelah segera masuk ke dalam rumah untuk segera beristirahat. Malam itu mereka tidur dengan pertanyaan yang masih berkecamuk di pikiran mereka.

*** Keesokan harinya... ***

Matahari pagi itu bersinar dengan cerah meskipun belum mampu mengusir hawa dingin yang menyergap di pagi itu. Tampak beberapa ekor kupu-kupu terbang di dedaunan yang masih basah oleh embun pagi. Udara desa yang segar dan masih bebas dari polusi itu tampak dinikmati oleh beberapa pemuda yang tak lain adalah teman-teman Wibisono. Mereka memandang ke arah persawahan yang luas di belakang rumah Wibisono. Tampak beberapa petani yang sudah bersiap-siap untuk mengerjakan sawah itu.

Di sebelah mereka tampak Wibisono yang sudah mengenakan pakaian sepak bola lengkap dengan sepatunya. Sementara ayahnya berdiri sekitar 15 meter dari mereka. Ia meletakkan beberapa botol air mineral yang sudah diisi air di beberapa tempat secara acak. "Ok Wibisono," teriak ayah Wibisono. "Coba kamu tendang bola di dekatmu itu hingga mengenai 5 botol yang sudah bapak taruh secara acak ini. Kamu cuma punya 3 kali kesempatan untuk mengenai semua botol ini. Botol yang sudah pernah kena bola akan bapak singkirkan dan tidak perlu kamu jadikan target lagi," lanjutnya.

Teman-teman Wibisono tampak heran dengan perintah itu. Bola merah yang ada di dekat Wibisono itu adalah bola plastik yang biasa dijual di warung-warung yang tentu saja sangat ringan. Wibisono harus mengenai 5 botol mineral berjarak 15 meter darinya hanya dengan 3 kali kesempatan, sementara pagi itu angin bertiup cukup kencang. "Ini sangat mustahil! Dalam kondisi seperti ini bisa kena satu botol saja sudah hebat sekali," batin Gilang sambil mengamati Wibisono yang bersiap menendang.

Wibisono tampak memejamkan matanya. Sesaat kemudian ia membuka matanya, berkonsentrasi sejenak dan melakukan tendangan pertama. "Prak!" Botol mineral pertama terkena bola dengan telak hingga terguling. "Bagus! Empat botol lagi!" seru ayah Wibisono sambil melemparkan bola ke arah Wibisono. Tendangan kedua dilakukan dan lagi-lagi mengenai sebuah botol dengan telak hingga terguling. Teman-teman Wibisono tercengang melihat itu. Dua tendangan, dua botol terkena bola!

Bola sudah berada di kaki Wibisono kembali. Ia bersiap melakukan tendangan ketiga. Kali ini ia cukup lama memejamkan mata. Sesaat kemudian ia membuka matanya, mengamati botol-botol yang tersisa, dan menendang bola itu. "Prak! Prak! Prak!" Ketiga botol itu terkena bola tendangannya yang memantul di antara botol-botol itu. Kali ini hanya botol pertama yang terguling, sementara dua lainnya hanya terserempet. Namun, 5 botol dalam 3 kali tendangan tak ayal membuat teman-teman Wibisono berdecak kagum dan bertepuk tangan.

Ayah Wibisono mendekati mereka dan berkata, "Kalian sudah lihat? Inilah yang dilakukannya sejak ia berusia 6 tahun. Ketika berlatih sendiri, ia sangat luar biasa. Jadi, dia ini berbeda dengan teman bapak. Wibisono ini punya motivasi bahkan saat berlatih." "Hmm.. berarti apa rahasiamu, Bi?" tanya Broto sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Apa rahasia Wibisono sebenarnya? Simak terus kelanjutannya di sini.. :)
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1012
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #29 on: May 28, 2015, 04:53:12 PM »
Waah cerita bro Jo bukan hanya membuat para pembaca penasaran untuk mengetahui kisah selanjutnya, namun juga sarat pengetahuan yang dapat memperluas wawasan bagi para penikmat dan penyuka olahraga sepakbola, antara lain ada penjelasan apa yang dimaksud distribution, recovery, mini games yang diberi definisi dengan kalimat yang mudah dipahami.

Ya, memang demikianlah seharusnya para penulis, hendaknya menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembacanya. Mendiang guru besar (profesor) di salah satu Universitas ternama di Jakarta bernama I Made Sandy pernah menuliskan filosofi dalam salah satu buku karyanya demikian  "Guru harus membuat gampang, meskipun membuat gampang itu tidak gampang, tetapi jangan sekali-kali menggampangkan"

Makna filosofi itu tidak sulit dipahami "semakin sederhana dan simpel kata-kata dan tulisan seorang guru (baca: kita) dan semakin mudah dipahami oleh orang lain itu berarti semakin baik, tentu saja dengan tidak mengabaikan tata krama berbahasa"

Mantabs Bro  Jo, kami menantikan kisah-kisah berikutnya  8) 8) 8)

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #30 on: June 19, 2015, 08:15:09 AM »
Terima kasih buat responnya yang sangat memotivasi saya untuk terus melanjutkan cerita ini, bro Fradel :)

Quote yang bro Fradel tuliskan di atas sangat menarik. Saya juga masih terus belajar untuk bisa menerangkan setiap istilah dengan sebaik-baiknya. Saya juga menerima koreksi apabila ada teman2 yang merasa penjelasan saya kurang tepat.

Namun demikian, cerita ini hanyalah cerita fiksi yang semata untuk hiburan. Kalaupun ada sedikit pengetahuan yang saya selipkan di sana sini, itu hanya bertujuan untuk para pembaca yang belum mengerti istilah-istilah tersebut saja. Jadi, saya harap semua pembaca cerita ini bisa menikmatinya.

Dan setelah sekian lama ditunggu, inilah episode 11.
Selamat membaca :D
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 11: Kamu Cukup Terkenal
« Reply #31 on: June 19, 2015, 08:18:38 AM »
Wibisono mengayuh sepeda yang dinaikinya dengan santai memasuki kompleks parkir Universitas Nusa Dan Bangsa (UNDB). Ia pun segera memarkir sepedanya dan berjalan menuju ke gedung utama kampus itu. Hatinya sedikit berdebar-debar karena ini adalah hari pertama ia resmi menjadi seorang mahasiswa. Ya, setahun telah berlalu sejak teman-teman SMA nya berkunjung ke rumahnya. Wibisono sendiri seakan tak percaya betapa cepat waktu berlalu. Baru bulan lalu ia merayakan gelar juara sepakbola SMA Sukolilo untuk pertama kalinya, dan hari ini ia sudah menjadi seorang mahasiswa.

"Bi! Kamu masuk sini juga?" sapa seseorang dari belakang sambil menepuk pundak Wibisono. Sontak Wibisono terkejut dan menoleh ke arah sumber suara tersebut. "Cakra? Kamu masuk sini juga toh?" tanya Wibisono. "Hehehe.. Iya Bi. Gimana? Siap untuk bermain sepak bola lagi di kampus ini dan menjadi superstar lagi?" canda Cakra. "Ah.. bisa aja kamu, Kra. Aku belum tentu juga diterima di tim sepakbola kampus ini," elak Wibisono. "Ah, ga mungkin Bi. Striker haus gol kayak kamu ga mungkin ga diterima," sahut Cakra.

"Tahun kemarin ini aja kamu berhasil bikin 21 gol dari 18 pertandingan kita. Aku senang karena akhirnya Pak Wisnu menyadari potensimu dan memasangmu di semua pertandingan kita," lanjut Cakra sambil tertawa. "Ah.. bisa saja kamu Kra. Sudah sudah, ayo kita segera bersiap-siap. Aku ada kuliah jam 9.30 nih," kata Wibisono sambil bergegas menuju lokernya untuk memasukkan tasnya. Cakra pun mengikuti Wibisono dan membuka lokernya yang berada tak jauh dari loker Wibisono.

Wibisono membuka lokernya dan ia tertegun melihat secarik kertas yang ditempelkan di balik pintu lokernya. "Hah? Kertas apa ini?" gumamnya. Cakra yang mendengar gumaman itu menoleh ke arah Wibisono dan menghampirinya. "AKU TAHU RAHASIAMU, WIBISONO." Tulisan itu tertera di kertas yang ditempelkan itu. "Wah Bi, siapa yang menempelkan kertas ini?" tanya Cakra. Wibisono hanya menggeleng dan tak mengatakan sepatah katapun. Ia mencabut kertas itu, memasukkannya ke dalam tasnya, mengambil buku tulis dan bolpoin, kemudian memasukkan tas itu ke dalam loker. "Ayo Kra, kita harus bergegas. Sudah hampir terlambat ini," katanya sambil bergegas meninggalkan tempat itu.

*** Sore harinya... ***

"Priiit!" Peluit dibunyikan oleh Pak Made. Beberapa pemuda yang mengenakan kaus sepakbola bergegas melangkah mendekati Pak Made. "Selamat sore semuanya! Hari ini adalah hari pertama perkuliahan yang juga berarti hari pertama kegiatan klub sepakbola kampus dimulai. Kalian semua sudah tahu bahwa latihan dimulai sejak awal semester untuk menganalisa dan menjaga tingkat kebugaran kalian. Hari ini, seperti yang kita sama-sama ketahui, juga adalah hari di mana ada orang-orang baru yang masuk ke klub ini. Kebanyakan dari mereka adalah para mahasiswa baru. Ada juga satu dua yang merupakan mahasiswa transfer. Silakan maju, para calon anggota klub," papar Pak Made seraya mempersilakan beberapa calon pemain, termasuk Wibisono, untuk maju.

"Menurut pemandu bakat saya, tahun ini kita kedatangan pemain-pemain yang berkualitas, baik itu mahasiswa baru maupun mahasiswa transfer," lanjut Pak Made. Beliau mulai memperkenalkan satu persatu para calon pemain itu. Ia memulai dari Gatot, mahasiswa transfer yang berposisi sebagai penyerang sayap kanan. Beberapa kali memperkuat kampusnya di kompetisi resmi dalam dua tahun terakhir. Namanya beberapa kali dimuat di surat kabar karena keahliannya dalam bermain bola. Ada juga Cakra, teman Wibisono, yang berposisi sebagai gelandang serang. Namanya sering disebut-sebut oleh para pemandu bakat di beberapa universitas.

Beliau kemudian memperkenalkan Wayan, Sutrisno, dan Wibisono. Tiga pemain ini berposisi sama, yaitu sebagai striker. Wayan, bertubuh tinggi dan tegap, memiliki strength dan heading yang bagus. Sutrisno, penyerang dengan kecepatan yang mematikan. Seringkali berupaya mematahkan perangkap offside, dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Dan Wibisono, pencetak gol terbanyak kompetisi resmi antar SMU setahun sebelumnya. Kemudian ada lagi Dedi dan Iskandar, dua pemain belakang yang sering memperkuat timnya semasa SMU. Dan yang terakhir adalah Yulius, seorang kiper yang merupakan mahasiswa transfer. Dijuluki Yuffon di kampus lamanya karena kemampuannya yang di atas rata-rata dalam mengawal gawangnya sehingga sering disamakan dengan Buffon.

"Itulah calon pemain baru yang akan masuk klub kita. Tentunya mereka harus menjalani serangkaian seleksi sebelum saya bisa menentukan apakah mereka diterima atau tidak. Wayan akan beradu kemampuan dengan Sudarsono untuk menentukan siapa pemain inti. Kalian berdua memiliki strength dan heading yang bagus. Buat yang belum tahu, strength bisa diartikan kekuatan fisik yang diperlukan di posisinya. Artinya, strength untuk kiper tentu berbeda dengan strength untuk penyerang. Kiper perlu selalu melatih lengan, telapak tangan, tubuh, dan kakinya untuk mempunyai strength yang bagus. Sementara penyerang perlu melatih kekuatan tubuh untuk duel fisik dan juga kekuatan otot kaki untuk berlari dan melewati lawan," kata Pak Made menjelaskan.

"Heading adalah kemampuan mengarahkan bola melalui sundulan kepala. Seseorang bisa saja tidak memiliki lompatan yang bagus, tetapi sering mencetak gol dengan kepala karena headingnya bagus. Orang-orang seperti ini sangat cocok untuk duel-duel udara dan umpan-umpan lambung. Sudarsono, kamu pemain lama di klub ini. Tetapi kalau kamu kalah bagus dari Wayan, kamu tentu mengerti bahwa kamu yang akan menjadi cadangan, bukan?" tanya Pak Made. Sudarsono menjawab dengan sigap, "Siap, pak! Saya akan berusaha melakukan yang terbaik!"

"Sementara Sutrisno, akan beradu kemampuan dengan Didik. Keduanya memiliki kemampuan yang bagus dalam hal kecepatan dan mengalahkan perangkap offside. Semua sudah tahu tentang offside, kan? Seorang pemain dikatakan offside apabila dia menerima bola ketika posisinya lebih dekat dengan gawang lawan daripada bola itu sendiri dan juga pemain belakang lawan yang paling dekat dengan garis gawang lawan. Biasanya pemain belakang menggunakan taktik berdiri sejajar untuk menerapkan perangkap offside ini," lanjut Pak Made.

"Pemain-pemain lainnya akan saya nilai berdasarkan kriteria-kriteria yang akan diberikan oleh pelatih fisik dan pelatih fitness kita, Pak Andi dan Pak Bagus. Wibisono, saya perlu bicara denganmu," kata Pak Made sambil berjalan ke pinggir lapangan. Wibisono mengikuti Pak Made dengan bertanya-tanya. Sesampainya di pinggir lapangan, Pak Made segera membuka pembicaraan. "Saya tahu kamu adalah pemain sepakbola yang berprestasi dan saya tahu mengenai semua sepak terjangmu di SMU," kata Pak Made.

"Minggu lalu Pak Wisnu, pelatihmu di SMU, menelepon saya. Dia menjelaskan semua hal tentangmu dan Cakra. Saya sudah tahu kelebihan dan kelemahan kalian masing-masing. Saya juga sudah tahu bagaimana kamu sangat jelek di latihan, tetapi tampil luar biasa di tiap-tiap pertandingan. Saya juga tahu kalau kamu mendapat gelar pemain terbaik di kompetisi SMU tahun kemarin ini. Tetapi..." Pak Made berhenti sejenak dan menghela nafas. Ia pun melanjutkan, "... saya tidak menyangka kalau kamu cukup terkenal juga di luar lingkungan sekolahmu."

Wibisono menatap Pak Made dengan tatapan bingung. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud calon pelatihnya itu. "Tadi pagi seseorang yang sangat terkenal di kalangan pencinta sepakbola menelepon saya dan menanyakan kebenaran bahwa kamu masuk ke kampus ini. Tidak itu saja, barusan ketika kita akan berlatih, saya menemukan kertas ini di meja saya," lanjut Pak Made sembari mengulurkan selembar kertas ke arah Wibisono. Wibisono segera menerima kertas itu dan membacanya. Ia membelalakkan mata karena terkejut ketika membaca tulisan di kertas itu.

Apakah tulisan di kertas itu? Simak kelanjutannya di sini... :)
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 12: Cukup Coret Namanya
« Reply #32 on: August 14, 2015, 07:57:47 AM »
"Made, saya Waluyo, asisten RH. Minggu depan saya akan ke kampusmu untuk menemui Wibisono. Bilang padanya saya sudah tahu rahasianya." Wibisono menatap Pak Made setelah membaca kertas itu dengan tatapan heran.

"Bagaimana beliau bisa kenal kamu?" tanya Pak Made setelah menerima kembali kertas itu dari Wibisono. "Uhmm.. Saya kurang mengerti, pak. Siapa ya Waluyo dan RH itu?" jawab Wibisono. Pak Made tampak heran mendengar respon itu. "Benar kamu tidak tahu siapa orang yang berinisial RH itu?" tanya balik Pak Made. Wibisono hanya menggelengkan kepala. "Well.. Minggu depan Pak Waluyo, asistennya, akan datang ke kampus ini. Itu adalah suatu kehormatan buat kita. Jadi jaga baik-baik kesehatanmu dalam seminggu ini," lanjut Pak Made.

"Tetapi siapakah RH itu, pak?" tanya Wibisono. "Nanti kamu akan tahu pada saatnya. Sekarang kembalilah berlatih. Dua hari lagi kita akan melakukan pertandingan pemanasan melawan Universitas Harapan Bangsa," tutup Pak Made. Wibisono mengangguk dan segera berlari kembali ke arah lapangan meskipun dalam hatinya masih penasaran. Pak Made berjalan menjauhi lapangan untuk mengambil catatan di kantornya. Ia agak heran ketika mendapati pintu kantornya sedikit terbuka.

Pak Made masuk ke dalam kantornya dan ia terkejut ketika menyadari kehadiran seseorang di dalam kantornya.

******

"Aduh!" teriak Wibisono kesakitan ketika ia terjatuh saat akan menendang bola. Seseorang datang dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum. "Halo. Saya Prasetya, kapten tim ini. Kamu bisa memanggil saya Pras saja." Ia membantu Wibisono berdiri seraya berteriak, "Semuanya, kumpul di sini!" Semua anggota tim itu bergegas mendekati Pras. "Baik. Bagi para anggota baru yang belum tahu, bulan depan kampus kita akan mengikuti kompetisi antar kampus. Kompetisi ini diselenggarakan setiap 2 tahun dan bertajuk Piala Garuda Muda."

"Seperti kebiasaan Pak Made, setiap pemain selama sebulan ini akan digembleng dan mendapat kesempatan untuk menunjukkan apakah dia layak untuk memperkuat kampus kita ini. Dua tahun lalu kita berhasil merebut tempat ketiga setelah di semifinal kita ditekuk oleh Tim Kampus Cahaya Abadi, yang akhirnya menjadi juara. Pertandingan itu sendiri sarat kecurangan dari pihak mereka. Tapi bukan itu intinya. Yang saya harapkan adalah kalian semua bisa memberikan kemampuan terbaik kalian buat tim ini."

"Tahun ini kita harus menjadi juara. Selama sebulan ini saya akan membantu Pak Made untuk membuat semua anggota tim ini berkembang. Kita akan berlatih bersama, menginjak rumput yang sama, melatih teknik dan strategi bersama-sama, tertawa bersama, menangis bersama, dan jika perlu kita akan berdarah-darah bersama di lapangan saat kita bertanding nanti. Siapa yang siap menjawab tantangan ini?" tanya Pras. "YESSS!!!" Semua anggota tim itu berteriak sambil mengepalkan tangan mereka ke atas. "Bagus! Itu yang ingin saya lihat. Ayo, kita berlatih lagi. Kita buat Pak Made dan kampus kita ini bangga dengan tim ini," tutup Pras sambil menendang bola ke tengah lapangan.

******

"Apa maumu?" bentak Pak Made dengan muka memerah dan nada tinggi. Lawan bicaranya hanya menatap dengan tajam sembari meletakkan sebuah amplop di meja. "Dua puluh juta tunai," katanya singkat. "Apa maksudmu? Untuk apa uang itu?" sergah Pak Made. "Kau pasti sudah mengerti. Bulan depan kompetisi akan dihelat. Uang ini jadi milikmu asal kau memenuhi permintaanku,"  jawab orang itu. "Permintaan? Apa yang mau kau minta dariku?" tanya Pak Made. "Sederhana saja. Aku ingin kau mencoret salah satu pemain di timmu," sahut orang itu.

"Hmm.. Hanya untuk mencoret nama saja kau memberiku uang segitu banyak. Memangnya siapa pemain hebat dalam timku yang begitu kalian takuti itu?" tanya Pak Made. "Tidak perlu banyak bicara. Uang ini jadi milikmu asal kau mencoret anak yang bernama Wibisono dari daftar pemainmu," jawab orang itu. "Apa???" bentak Pak Made dengan mata yang membesar. "Dia adalah anggota baru timku dan bahkan belum pernah bermain sekalipun, tapi kalian sudah ingin aku mencoretnya? Setelah kecurangan yang kalian lakukan di semifinal 2 tahun lalu, sekarang kalian mau melakukan cara curang ini?" sambungnya.
 
"Hahaha.. Ingat bung, 20 juta tidak jatuh begitu saja dari langit. Kau cukup mencoret namanya dari daftar dan uang ini jadi milikmu," kata orang itu. "Huh! Kau pikir aku bisa disuap semudah itu. Coba suruh Erik datang sendiri kemari. Jika dia memang jantan, mengapa dia harus menyuruh orang lain?" sergah Pak Made. "Kau ini lucu, pak tua. Itulah gunanya asisten pelatih. Ah, aku lupa. Di timmu tidak ada asisten pelatih ya. Maaf saja, tim Kampus Cahaya Abadi adalah tim profesional. Kalian tidak akan bisa mengejar kami sampai kapanpun. Ingat itu!" kata orang itu.
 
Dengan geram Pak Made membuka pintu ruangan itu. "Keluar sekarang juga sebelum kesabaranku habis. Kita semua tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk di sini, bukan? Kembalilah ke tempat asalmu dan katakan pada Erik, pelatih kalian, bahwa aku Made, tidak bisa disuap dengan cara picik seperti ini. Keluar!" bentaknya. Orang itu mengambil amplop di meja tadi, berjalan santai ke arah pintu, dan berkata pelan "Aku tidak takut gertakanmu, pak tua. Kau masih punya sebulan untuk memikirkan tawaran ini. Bila kau berubah pikiran, kau tahu ke mana harus menghubungi kami."

Setelah orang itu meninggalkan ruangan, Pak Made segera menutup pintu ruangannya. Nafasnya tersengal-sengal. Jantungnya berdegup keras. Keringat bercucuran di dahinya. Ia tampak marah sekali dengan peristiwa yang baru terjadi. "Mereka sudah berani melakukan cara seperti ini. Itu berarti mereka tidak menghargai tim ini. Terlebih lagi mereka sudah melecehkanku," gumam Pak Made. Ia memandang ke arah logo Kampus UNDB di tembok. Dengan sorot mata tajam ia berkata, "Tunggu saja saat kompetisi digelar nanti. Aku pasti akan membawa tim ini juara!"

Kemarahan yang meluap di hati Pak Made membuatnya membulatkan tekad untuk membawa tim UNDB juara. Apa yang terjadi selanjutnya? Simak terus di sini :)
« Last Edit: August 14, 2015, 08:06:36 AM by ytbpom »
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1012
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #33 on: February 23, 2016, 06:16:38 AM »
Kami masih menunggu kelanjutan ceritanya nih Bro Jo Spaletti... :)

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #34 on: February 24, 2016, 11:20:35 AM »
Nah, itu dia bro Fradel. Idenya sudah berkali2 lewat di kepala, malah ceritanya sampai berganti2.
Tapi waktunya belum memungkinkan karena kesibukan pekerjan dan juga kesibukan yang lain. Apalagi di akhir tahun kemarin dan di awal tahun ini :)

Tapi sepertinya dalam hari2 ke depan ini bakal ada kesempatan menulis lagi di sini.
Semoga saja, hahaha...
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1012
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #35 on: February 25, 2016, 02:28:43 AM »
Understandable Bro Jo,
Saya mewakili rekan-rekan penyuka game GKO akan mengatakan sebagaimana mungkin bro suka lihat tulisan-tulisan iseng di truk-truk atau bus-bus antar kota/antar provinsi akan "SABAR MENANTI" :)
Salam sukacita dan komera! bro Jo 8) :)

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 13: Foto Ini Pasti Palsu!
« Reply #36 on: April 04, 2016, 08:46:20 AM »
"Brak!!!" Pak Made membanting lembaran kertas di tangannya ke atas meja kerjanya. Wajahnya merah padam.

Wibisono, Prasetya, dan Yulius yang duduk di depan meja kerja Pak Made hanya terdiam. Mereka tahu bahwa ini adalah saat yang tidak menyenangkan bagi tim sekolah mereka dan orang yang paling meradang atas situasi ini adalah Pak Made. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam 2 minggu terakhir ini benar benar di luar dugaan, dan berita pagi itu adalah puncak dari semuanya.

"Wibisono! Coba bawa sini kertas di tanganmu itu. Aku ingin melihatnya lagi," perintah Pak Made. Wibisono menurut dan memberikan kertas yang ia temukan di lokernya di hari pertama ia masuk kuliah. Pak Made mengamati kertas itu dengan seksama sebelum mengambil selembar kertas yang lain di mejanya. Ia membandingkan kedua kertas itu dan bergumam, "Tidak salah lagi. Penulis kedua kertas ini adalah orang yang sama!"

"Maksud bapak.. yang mengirimi saya surat itu bukan Pak Waluyo yang kita temui 2 minggu yang lalu?" tanya Wibisono. Pak Made menggelengkan kepalanya. "Ketika awalnya kamu menceritakan tentang kertas di lokermu ini, aku juga berpikir itu pasti dari Waluyo. Dia mengirim surat padaku dan juga ke kamu. Tetapi surat kedua ini menjawab semuanya," jawab Pak Made.

"Ehm.. saya minta maaf sebelumnya, tetapi apa yang sebenarnya terjadi? Apa tadi pagi ada kejadian buruk lagi? Jadwal kuliah saya tadi pagi kosong sehingga saya tidak ikut latihan pagi. Lagipula baru saja tadi saya masuk ke ruang ganti untuk ganti baju latihan, Pak Made sudah memanggil saya ke sini," sahut Yulius. "Menurutmu apa yang terjadi?" balas Pak Made balik bertanya. Yulius sedikit mengangkat alisnya menerima pertanyaan balik itu. Dengan hati-hati ia menjawab, "Saya pikir ini pasti berhubungan dengan Tim Cahaya Abadi lagi. Apakah mereka membuat ulah lagi, pak?" jawab Yulius sambil kembali bertanya. Pak Made mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Mereka bukan saja membuat ulah! Mereka sudah menginjak-injak harga diri kampus kita!" jawab Pak Made sesaat kemudian dengan suara keras. "Maaf pak, tapi apa yang mereka lakukan?" tanya Yulius penasaran. "Ceritanya berawal dari 3 minggu yang lalu, ketika asisten pelatih Tim Kampus Cahaya Abadi datang ke kantor saya ini dan meminta saya untuk mencoret Wibisono dari daftar pemain," kata Pak Made. Ketiga murid itu mengerutkan dahi mendengar cerita itu. Mereka sama sekali tidak menduga bahwa Tim Cahaya Abadi sampai begitu beraninya melakukan itu.

"Tapi mengapa harus Wibisono yang dicoret, Pak?" tanya Yulius lagi. Pak Made hanya mengangkat bahu pertanda ia pun tidak mengerti alasannya.

"Kemudian.. satu minggu lalu, mereka menaruh surat yang baru kutunjukkan pada Wibisono itu di dalam helmku," lanjut Pak Made. Yulius segera mengambil kertas yang tergeletak di atas meja itu dan membacanya dengan bersuara, "Pak tua, kami berubah pikiran. Karena Anda begitu keras kepala, maka kami tidak akan memberi waktu lagi untuk menunggu keputusan Anda. Oleh karena itu, minggu depan kami akan mengambil salah satu orang terbaik di timmu. Bersiaplah.. Erik". Yulius terkejut membaca isi surat itu. Dia segera melempar kembali surat itu ke atas meja. "Beraninya mereka!!" teriaknya geram.

Prasetya berdiri dari duduknya. "Ini jelas tidak bisa dibiarkan, pak!" serunya. "Awalnya mereka membayar pelatih Universitas Harapan Bangsa di pertandingan persahabatan 2 minggu lalu untuk memasukkan dua orang pemain mereka yang bermain sangat kasar sehingga Sudarsono cedera parah dan beberapa pemain luka-luka ringan. Minggu lalu saat kita bertanding persahabatan melawan SMK 130, mereka lagi-lagi memasukkan pemain-pemain mereka sehingga sayap kanan andalan kita, Rahmat, terpaksa harus menepi selama beberapa bulan."

"Di pertandingan persahabatan 3 hari yang lalu pun, Sutrisno harus mengubur mimpi untuk bertanding di kompetisi minggu depan. Dan itu pun juga sudah diakui oleh para pelatih dari tiga tim tersebut. Praktis kita hanya punya Wayan, Didik, dan Wibisono di sektor depan. Sementara di sektor kanan hanya ada Gatot yang bisa dipasang. Dan puncaknya adalah surat ini.. mereka sudah berani mencoba merusak internal tim kita. Tapi saya yakin kalau tim kita solid dan tidak akan terpengaruh. Kalau berita ini benar, saya akan.." Pras terdiam. Ia sepertinya tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Tangannya mengepal pertanda hatinya sangat geram.

"Tapi coach.." sahut Wibisono, "..siapa orang yang mereka maksud? Di latihan tadi pagi, semua anggota kita ada, kecuali Yulius yang tadi tidak ada kuliah pagi, Cakra yang ijin karena tidak enak badan, dan anggota tim lainnya yang memang sedang cedera."

"Hmm..benar itu! Lagipula Wibisono masih bersama kita saat ini," timpal Prasetya.

Pak Made tidak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya melangkah pelan ke arah jaketnya yang tergeletak di kursi dekat pintu. Ia mengambil sesuatu dari dalam kantong jaket itu. "Ini!" katanya pelan sambil mengulurkan secarik kertas foto pada Wibisono.

Wibisono menatap foto itu dan sesaat kemudian ia tampak terkejut. Sambil terus melotot memandang kertas itu, ia memekik secara tertahan, "Apa?? Ini tidak mungkin!" Prasetya dan Yulius yang duduk di sampingnya bergegas mendekat ke arah Wibisono untuk melihat foto yang ada di tangan Wibisono itu. Mereka berdua pun tak kalah terkejutnya. "Coach! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?" tanya Wibisono sambil berdiri dari tempat duduknya. "Ini tidak mungkin! Foto ini pasti palsu! Ini pasti hasil editan di komputer!"

"Wibisono, kamu tenang dulu. Itu benar! Kemarin malam Cakra mengirimiku sms dan dia mengucapkan terima kasih untuk semua pelajaran yang kuberikan selama ini. Sebelumnya aku sama sekali tak menyangka bahwa itu adalah cara dia berpamitan. Baru tadi pagi ketika aku melihat foto yang diletakkan seseorang di dalam helmku itulah, aku menyadari maksud pesan yang dikirimnya kemarin itu," jelas Pak Made. Wibisono menggeleng2kan kepalanya seakan tak percaya. Matanya terus terpaku pada sosok yang berdiri di depan sebuah bangunan megah dengan tulisan "Kampus Cahaya Abadi" itu.

Ya, sosok itu adalah Cakra. Sahabatnya sejak kecil. Roh permainan tim dimanapun dia ada di dalamnya. Pemain yang elegan dalam melakukan umpan maupun dribble. Dia yang selalu menjadi otak permainan ketika ada dalam tim. Dan sekarang, sosok itu telah bergabung dengan tim rival mereka. Wibisono benar2 tak dapat mempercayai hal itu. "Coach, sebenarnya ini turnamen apa sih? Mengapa mereka begitu menghalalkan segala cara untuk menjadi juara dan mencegah kita menang?" tanya Wibisono dengan suara tertahan.

"Baiklah.. Kalian semua dengarkan baik2. Aku akan menceritakan mengenai awal mula Turnamen Garuda Muda ini dan juga bagaimana kompetisi ini begitu bergengsi sehingga banyak tim yang menghalalkan segala cara untuk menjadi juara," jawab Pak Made.

Rahasia apa sebenarnya yang ada di balik kompetisi ini? Bagaimana kelanjutan tim Wibisono tanpa Cakra yang selama ini menjadi roh permainan mereka? Simak terus di sini :)
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1012
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #37 on: April 05, 2016, 03:12:19 AM »
Makin seru ceritanya Bro Jo, terima kasih sudah menyisihkan waktu kerja bro yg saya yakin pasti sangat padat sehingga bisa membuat tulisan yang menarik di forum ini. All of us very2 appreciate it  8) 8) 8)

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #38 on: April 05, 2016, 07:03:35 PM »
Makin seru ceritanya Bro Jo, terima kasih sudah menyisihkan waktu kerja bro yg saya yakin pasti sangat padat sehingga bisa membuat tulisan yang menarik di forum ini. All of us very2 appreciate it  8) 8) 8)

Terima kasih bro Fradel, dan juga semua teman2 yang menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini.
Semoga cerita ini bisa menghibur dan ke depannya cerita ini bisa makin rutin diupdate :P
Arema Malang - 132146

leonhart

  • Professional team
  • **
  • Posts: 64
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #39 on: April 12, 2016, 01:35:55 PM »
mantappppp, mulai menapak klimaks saudara-saudaraaa 8)

anyway, cerita ini mengingatkan saya akan bobroknya mental pengurus sepakbola Indonesia, yang bahkan di usia muda sudah "berani curang" demi prestasi. padahal kita tahu, prestasi (baca: memenangkan kejuaraan) di usia muda seharusnya bukan jadi tujuan utama. namun kenyataannya itulah yang terjadi, trofi diincar, sportivitas dan pembinaan dilupakan  >:(
Manager of Banteta FC

AngelsCry?

  • Youth team
  • *
  • Posts: 13
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #40 on: April 12, 2016, 11:30:55 PM »
wahhh, mantap imajinatif sekali cerita karangan bro Jo, membuat saya selaku pembaca bisa membayangkan bagaimana situasi dan kondisi keadaan di cerita tsb, apalagi skrg udh menuju pada turnamen sepakbola tingkat kampus, mungkin saya akan merasakannya ketika agustus nanti saya masuk kuliah hehe, mantappp bro Jo!!! lanjutkan  :) :)  8)
AngelsCry? is Empire Of The Kop from Malang City.

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #41 on: April 14, 2016, 06:08:59 AM »
mantappppp, mulai menapak klimaks saudara-saudaraaa 8)

anyway, cerita ini mengingatkan saya akan bobroknya mental pengurus sepakbola Indonesia, yang bahkan di usia muda sudah "berani curang" demi prestasi. padahal kita tahu, prestasi (baca: memenangkan kejuaraan) di usia muda seharusnya bukan jadi tujuan utama. namun kenyataannya itulah yang terjadi, trofi diincar, sportivitas dan pembinaan dilupakan  >:(

Terima kasih untuk komentarnya bro leonhart :)
Saya setuju bro, kebobrokan2 semacam ini memang tak bisa dilepaskan dari budaya sepakbola di negeri kita. Tetapi kalau mau jujur, bahkan liga-liga di luar pun, termasuk liga-liga di Eropa yang sering dijadikan kiblat sepakbola dunia, tidak terlepas dari praktek2 tidak fair seperti ini :)

wahhh, mantap imajinatif sekali cerita karangan bro Jo, membuat saya selaku pembaca bisa membayangkan bagaimana situasi dan kondisi keadaan di cerita tsb, apalagi skrg udh menuju pada turnamen sepakbola tingkat kampus, mungkin saya akan merasakannya ketika agustus nanti saya masuk kuliah hehe, mantappp bro Jo!!! lanjutkan  :) :)  8)

Mantap bro devil angel. Semoga semakin sukses di dunia perkuliahan nanti :) Terima kasih untuk komentarnya. Ini membuat saya semakin terpacu untuk terus mengupdate cerita ini secara rutin, hahaha..

Episode berikutnya sudah saya ketik dan tinggal diedit saja. Mungkin nanti sore atau paling lambat besok ceritanya sudah bisa dinikmati :D
Arema Malang - 132146

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Episode 14: Sejarah Turnamen Garuda Muda - Bagian 1: Fantastic Four
« Reply #42 on: April 14, 2016, 06:28:44 PM »
"Fantastic Four. Begitulah waktu itu mereka menyebut kami," kata Pak Made seraya menghela nafas. Ia menatap langit-langit kantornya pertanda ingatannya sedang kembali ke masa lalu. Pak Made menghela nafasnya dan kemudian menyeruput teh manis yang tinggal separuh cangkir di mejanya. Ia memejamkan mata, tampak mencoba mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi 25 tahun silam itu. Guratan-guratan halus di dahinya nampak semakin jelas menunjukkan sebuah kesedihan sedang mengisi hatinya.

"Erik, pelatih kepala Kampus Cahaya Abadi, musuh kita itu, adalah salah satu anggotanya," lanjut Pak Made.

Wibisono, Prasetya, dan Yulius terperanjat mendengar pernyataan itu.

"Dia adalah ujung tombak tim kami waktu itu. Dia adalah pelari tercepat di tim dan akurasi tembakannya sangat tinggi. Itulah sebabnya orang menganggap bahwa dia seakan bisa terbang. Dia tidak terlalu kuat dalam adu fisik, tetapi kecepatannya yang mengagumkan membuat lawan sulit untuk menjaga pergerakannya," sambung Pak Made. "Aku sendiri adalah seorang pemain sayap yang versatile. Artinya aku bisa dimainkan di kanan maupun di kiri. Aku bisa bermain sebagai winger murni ataupun sebagai inside forward."

"Banyak orang yang berkata bahwa aku pandai menempatkan posisi di lapangan, sehingga pemain lawan akan kesulitan menebak posisiku. Di situasi 2 lawan 2 atau 3 lawan 3, aku akan selalu mencari posisi yang 'tak terlihat' oleh para penjagaku, sehingga mereka bilang bahwa aku seakan bisa menghilang dan tiba-tiba muncul di tempat yang tidak mereka duga. Keahlianku melindungi bola dari rebutan musuh juga membuat para lawanku menganggap aku mempunyai perisai yang tak terlihat."

"Orang ketiga di anggota Fantastic Four adalah Sugeng, seorang pemain bertahan yang berbadan tinggi besar. Dia memang tidak terlalu cepat, tetapi penempatan posisi dan antisipasinya sangat-sangat bagus. Tubuhnya yang besar itu membuatnya disegani banyak lawan. Yang mengagumkan adalah dia selalu bisa melakukan tackling pada saat yang tepat. Dia juga selalu memenangkan heading pada saat situasi sepak pojok maupun tendangan bebas. Setiap penjaga gawang yang ada di belakangnya selalu mengatakan bahwa dengan adanya Sugeng, 50% beban mereka seakan hilang karena ada pintu yang kokoh di depan gawang mereka."

"Dan orang terakhir.." Pak Made menghentikan ceritanya. "Siapa Pak?" tanya Wibisono tidak sabar. "Kalian mungkin tahu orangnya. Dia adalah langganan timnas, kadang orang memanggilnya profesor," jawab Pak Made berteka-teki sambil sedikit tersenyum. Prasetya dengan gugup segera menyahut "Ti..ti..tidak mungkin.. Sa..ya tahu pak siapa yg dijuluki pro..pro..pro..fesor itu. Ayah saya sering menceritakannya." Yulius menoleh kepada Prasetya seraya berkata "Pras.. yang kutahu langganan timnas yang dijuluki profesor itu adalah FR10." Dengan cepat Prasetya menganggukkan kepalanya. "Benar, pasti dia!" jawabnya singkat.

"Hahaha.. kalian benar, dialah orangnya," sahut Pak Made. Wibisono yang tampak semakin kebingungan lantas bertanya, "Siapa FR10 itu pak?" Pertanyaan ini membuat Pak Made tertawa terbahak-bahak. Sementara Prasetya dan Yulius tampak masih terkejut mengetahui bahwa FR10 dulu pernah satu tim dengan pelatih mereka. "Baik..baik.. akan kuceritakan khusus untukmu Wibisono," kata Pak Made.

"FR10, Profesor, Fragol, atau Frassist.. terserah mau dipanggil yang mana karena itu semua adalah julukannya. Dia adalah salah satu legenda timnas kita di tahun 1995 hingga sekitar 2005 dan bisa dibilang dialah pemimpin kami berempat. Dia pensiun dari timnas sekitar 10 tahun yang lalu dan memutuskan untuk berhenti total dari dunia sepakbola 3 tahun yang lalu. Nama aslinya adalah Fradel R. Entah apa kepanjangan dari 'R' di belakang nama depannya itu, karena dia tidak pernah memberitahukan pada siapapun."

"Dia orang yang penuh misteri sama sepertimu, Wibi. Jelek di latihan maupun pertandingan persahabatan, tetapi tampil begitu trengginas dan memukau di setiap pertandingan resmi. Dijuluki 'Fragol' karena kemampuan mencetak golnya yang bisa dibilang tinggi mengingat posisinya sebagai second striker. Tetapi bakat terbesarnya adalah kemampuan memberikan umpan kepada rekan-rekannya, yang membuatnya dijuluki 'Frassist'. Dia selalu menjadi raja assist di setiap kompetisi yang kami ikuti. Gerakannya begitu dinamis sehingga orang menganggap tubuhnya terbuat dari karet yang bisa molor ke sana kemari."

"Nomor kesayangannya adalah 10 dan itu membuatnya identik dengan nomor itu, sehingga akhirnya dia lebih terkenal dengan sebutan "FR10". Banyak orang ingin mengetahui apa rahasia sehingga dia tampil begitu memukau di pertandingan resmi, tetapi melempem di pertandingan2 persahabatan dan latihan. Orang2 yang ingin menjatuhkannya terkadang mengaitkan dia dengan praktek2 mistis yang tentu saja dibantah dengan keras olehnya. Tetapi dia tak pernah memberitahukan rahasianya, kecuali kepadaku."

"Apa rahasianya, pak?" tanya Prasetya dan Yulius serempak. "Hahaha.. mungkin lain waktu akan kuceritakan. Yang jelas dia berbeda dengan Wibisono. Sampai sekarang pun aku hanya bisa menduga-duga rahasia yang dimiliki oleh Wibisono. Oke, cukup pendahuluannya. Sekarang kita kembali ke inti ceritanya, yaitu awal mula Turnamen Garuda Muda," jawab Pak Made.

"Mungkin kalian bertanya, apa hubungannya kami berempat dengan turnamen ini. Saya mau menekankan bahwa bisa dibilang kamilah yang membuat kompetisi ini ada," tegas Pak Made.

"Di awal kami menjadi mahasiswa, tidak ada kompetisi antar kampus berskala nasional seperti ini. Memang kami sering mengikuti kompetisi waktu itu, tetapi semua itu adalah kompetisi amatir atau bisa disebut juga kompetisi antar kampung alias tarkam."

"Pada saat itu, kami merajai setiap kompetisi yang kami ikuti. Itu sudah jelas, kan?" tanya Pak Made sambil tersenyum. "Gol demi gol kami jaringkan ke gawang musuh sementara gawang kami nyaris tak pernah kebobolan. Sefavorit apapun tim lawan, kami pasti bisa mengatasinya. Pemain2 di tim kami selalu berganti-ganti kecuali kami berempat, karena kamilah tulang punggung dari tim itu sendiri. Keakraban yang terjalin itu membuat kami berempat sempat mengangkat saudara. Kami yakin tidak ada apapun yang sanggup memisahkan kami sampai selamanya. Namun suatu hari terjadilah peristiwa itu, peristiwa yang sebenarnya tak pernah ingin kuingat2 lagi."

Peristiwa apa yang sedang diceritakan oleh Pak Made? Simak terus di episode selanjutnya ya :)
Arema Malang - 132146

leonhart

  • Professional team
  • **
  • Posts: 64
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #43 on: April 15, 2016, 02:47:09 AM »
"Aku sendiri adalah seorang pemain sayap yang versatile. Artinya aku bisa dimainkan di kanan maupun di kiri. Aku bisa bermain sebagai winger murni ataupun sebagai inside forward."

Saya berasumsi cerita ini terjadi di masa kini, tahun 2015an, yang berarti masa aktif Pak Made (25 tahun yang lalu) itu terjadi di tahun 1990an. Setahu saya inside forward kok belum ada ya di masa2 itu, hehehe... Beda lagi kalau cerita ini terjadi di masa depan (2030an) dimana 25 tahun sebelumnya (tahun 2005an) inside forward sudah mulai dikenal. Sekedar masukan bro, biar lebih realistis. Great job anyway  8)
Manager of Banteta FC

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #44 on: April 15, 2016, 09:54:39 AM »
"Aku sendiri adalah seorang pemain sayap yang versatile. Artinya aku bisa dimainkan di kanan maupun di kiri. Aku bisa bermain sebagai winger murni ataupun sebagai inside forward."

Saya berasumsi cerita ini terjadi di masa kini, tahun 2015an, yang berarti masa aktif Pak Made (25 tahun yang lalu) itu terjadi di tahun 1990an. Setahu saya inside forward kok belum ada ya di masa2 itu, hehehe... Beda lagi kalau cerita ini terjadi di masa depan (2030an) dimana 25 tahun sebelumnya (tahun 2005an) inside forward sudah mulai dikenal. Sekedar masukan bro, biar lebih realistis. Great job anyway  8)

Wah, terima kasih banyak bro Leonhart untuk masukannya yang berharga ini. Tampaknya penulisan cerita ini memang harus dipikirkan dengan serius ya karena para pemain GoKickOff adalah orang2 yang cerdas dan kritis, hahaha...

Anyway, untuk mencoba 'mempertahankan' cerita saya, ijinkan saya untuk sedikit mengulas mengenai peran "Inside Forward" ini :)

Saya setuju dengan pernyataan bro Leon bahwa istilah "Inside Forward" ini mulai dikenal di akhir 90an dan baru populer di awal tahun 2000an di Indonesia. Namun, setahu saya peran ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Saya mencoba untuk menggali lebih dalam mengenai posisi ini melalui Google dan saya menemukan ada begitu banyak pemain sepakbola yang terkenal di dunia dan menjadi legenda di negaranya masing2, dulunya berperan sebagai "Inside Forward".

Bahkan tim asal Inggris, Liverpool, memiliki halaman khusus yang memuat mantan para pemain mereka yang berperan sebagai "Inside Forward". Bisa dilihat di sini: https://playupliverpool.com/tag/inside-forward/

Bahkan menurut blog ini: http://xtraimmortal.blogspot.co.id/2013/07/Forward.html, legenda sepakbola dunia yang adalah seorang maestro dari Brasil, bernama Pele, juga sering bermain dengan posisi "Inside Forward".

Berikut adalah sedikit quotenya:
Quote
�The King of Football� Edson Arantesdo Nascimento � Pele� is widely regarded as the greatest footballer in history of the game.  Pel� began playing for Santos at 15 and his national team at 16, and won his first World Cup at 17. Despite numerous offers from European clubs, the economic conditions and Brazilian football regulations at the time benefited Santos, thus enabling them to keep him for almost two decades. Pel� played as an inside forward, striker, and what later became known as the playmaker position.

Jadi kesimpulan saya adalah peran ini sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi istilahnya baru populer di Indonesia di akhir 90an. Karena di kisah ini, Pak Made bercerita di masa kini (tahun 2016), maka wajar apabila beliau menggunakan istilah ini untuk menggambarkan perannya dalam tim pada 25 tahun yang lalu (meskipun waktu itu istilah itu belum populer) :)

Mohon maaf apabila informasi yang saya berikan ini kurang tepat. Saya akan senang apabila ada teman2 yang lebih mengerti dari saya yang mungkin bisa menjelaskan secara lebih terperinci dan detail.

Sekali lagi terima kasih karena sudah mencermati cerita yang saya buat ini, bro Leon.
Salam olahraga dan tetap semangat! ^_^
Arema Malang - 132146

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1012
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #45 on: April 15, 2016, 10:18:28 AM »
Nama aslinya adalah Fradel R. Entah apa kepanjangan dari 'R' di belakang nama depannya itu, karena dia tidak pernah memberitahukan pada siapapun."
"Dia orang yang penuh misteri sama sepertimu, Wibi. Jelek di latihan maupun pertandingan persahabatan, tetapi tampil begitu trengginas dan memukau di setiap pertandingan resmi. Dijuluki 'Fragol' karena kemampuan mencetak golnya yang bisa dibilang tinggi mengingat posisinya sebagai second striker. Tetapi bakat terbesarnya adalah kemampuan memberikan umpan kepada rekan-rekannya, yang membuatnya dijuluki 'Frassist'. Dia selalu menjadi raja assist di setiap kompetisi yang kami ikuti. Gerakannya begitu dinamis sehingga orang menganggap tubuhnya terbuat dari karet yang bisa molor ke sana kemari."

Wah terima kasih bro Jo untuk mengikutsertakan saya dalam salah satu peran di cerita ini, this is a privilege for me :) :) :)
Setelah membayangkan peran seorang Fradel di kisah ini saya jadi teringat pada 1 sosok pemain penting Bayern Munchen saat ini. Pasti Bro Jo bisa tebak,
ya dia adalah Thomas Muller... dia bukan seorang striker murni, namun dia piawai dalam mencetak gol. Satu bukti terbesar adalah saat ia mencetak 5 gol di Piala Dunia 2010 dan didaulat sebagai Top Skor pada turnamen 4 tahunan tersebut. Sebenarnya ada 3 pemain lain lagi yang mencetak 5 gol hingga penutupan turnamen itu yakni: David Villa dari Spanyol, Wesley Sneijder dari Belanda, dan Diego Forlan dari Uruguay  namun mengapa Thomas Muller yang layak dapat hadiah sepatu emas? Tidak lain karena 3 assistnya berbanding 1 assist dari 3 pemain yang saya sebut belakangan...

Mantab Bro Jo. Cerita yang bro buat sarat dengan pengetahuan dan membangkitkan imajinasi sepak bola sesungguhnya. Lanjut bro  8) 8) 8)
« Last Edit: April 15, 2016, 10:20:02 AM by Fradel Rovajar »

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1012
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #46 on: April 15, 2016, 10:27:33 AM »
"Aku sendiri adalah seorang pemain sayap yang versatile. Artinya aku bisa dimainkan di kanan maupun di kiri. Aku bisa bermain sebagai winger murni ataupun sebagai inside forward."

Istilah inside forward memang baru muncul di tahun-tahun belakangan ini sebagaimana disampaikan oleh Bro Leonhart, namun para pelaku inside forward memang sudah ada sejak lama, bahkan bisa menembus 25 tahun ke belakang seperti yang diungkapkan oleh Bro Jo Spaletti.

Jadi menurut saya, istilah-istilah sepakbola dalam cerita tersebut masih tetap bisa dipahami dan berterima. Berikut sekedar kutipan dari sumber yang saya dapat sehubungan dengan istilah inside forward:

http://ibnassadali.blogspot.co.id/2011/04/istilah-istilah-dan-posisi-dalam-sepak.html

leonhart

  • Professional team
  • **
  • Posts: 64
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #47 on: April 16, 2016, 03:38:48 AM »
Hooo iya juga ya...ternyata memang role tersebut sudah lama ada, cuma istilahnya saja yg mungkin baru terkenal belakangan...wah2 makasih penjelasannya bro Jo, dan juga eks ace timnas bro Fradel  8)  :P
Manager of Banteta FC

yudhis48

  • Youth team
  • *
  • Posts: 15
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #48 on: May 02, 2016, 08:57:45 AM »
 8) 8) 8) 8) Nice post  8) 8) 8) 8)

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: The Football Genius - a football player story
« Reply #49 on: May 30, 2016, 03:53:25 PM »
Terima kasih bro Fradel untuk bantuannya dalam menjelaskan mengenai 'inside forward'.

Untuk bro leon dan bro yudhis, terima kasih juga buat komen2nya :)

Setelah cukup lama 'tenggelam' dalam kesibukan dan hanya sesekali online untuk melakukan aktivitas, akhirnya sekarang ada kesempatan juga untuk post episode selanjutnya, hehehe...

Selamat menikmati, teman2 :D
Arema Malang - 132146