Polisi Tidur di jalan raya atau di komplek perumahan kerap kali ini menimbulkan rasa kesal dan sebal bagi para pengendara sepeda motor atau mobil yang lewat, apalagi dibuat tinggi dan banyak jumlahnya. Selain menimbulkan ketidaknyamanan berkendara, polisi-polisi tidur yang terlalu tinggi bisa membuat shockbreaker sepeda motor atau sistem suspensi mobil bekerja keras sehingga mempersingkat umur pemakaiannya.
Terinspirasi dari “Catatan Sang Manajer-Bagian-5” Penulis menganggap bahwa tim-tim yang ditinggalkan manajernya atau di BAN oleh Admin sebagai “polisi tidur” yang dapat mengganggu tim-tim dengan manajer aktif di dalamnya.
Polisi tidur adalah benda tak bergerak yang memaksa kendaraan yang melewatinya memperlambat kecepatan dan berhati-hati demikian juga tim yang ditinggalkan manajernya atau di BAN oleh Admin tidak boleh dianggap remeh atau dipandang sebelah mata karena kerap kali justru menghambat laju tim-tim dengan manajer aktif. Salah perhitungan tim dengan manajer aktiflah yang “terpeleset” atau kalah.
Beberapa contoh di antaranya adalah:
Di Top Level Indonesia ada klub Zeger FC dan Barkelonan
Di Liga B-1 ada AC Cool
Di Liga C-4 ada Dumai F.c
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Jangan pernah meremehkan mereka misalnya dengan mengatur taktik menyerang selama 90 menit dengan menempatkan banyak penyerang, atau memilih taktik press more (lebih menekan), atau sering melakukan long shot (tendangan jarak jauh) yang tidak efektif. Sebaliknya daripada tergesa-gesa mengatur taktik seperti itu analisalah dengan saksama kekuatan mereka. Lihat kemampuan pemain-pemainnya. Di sektor mana mereka kuat atau lemah. Lihat taktik tim lain yang pernah mengalahkannya.
Dengan lebih saksama mengamati dan berhati-hati menentukan skema taktik dan formasi pemain, semoga tim kita tidak tersandung oleh “para polisi tidur” dalam liga. Tetap komera!