Author Topic: Catatan Sang Manajer-Bagian 10  (Read 3386 times)

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Catatan Sang Manajer-Bagian 10
« on: December 19, 2012, 03:36:50 PM »
CATATAN SANG MANAJER (BAGIAN 4)
Tema : "Polisi Tidur" GKO
“Alaamaaak, tugas lagi,tugas lagi, kagak mikir tu Guru, bahwa pelajaran yang kita ikuti bukan geografi doang.” keluh Marshel siswa kelas 8 SMP HARAPAN INDAH Kota Bekasi, Jawa Barat.

Yaah, begitulah nasib jadi murid Shel, kalau ga ulangan ya tugas, apa lagi, ga ada yang lain” seru Ridwan menimpali keluhan Marshel.

“Terus kita mau kerjakan di mana nih tugas kelompok membuat peta Jawa Barat?” tanya Marshel kepada Ridwan, Doni, dan Amril yang menemaninya berjalan keluar kelas menuju gerbang sekolah.

Segera  Doni menyahut cepat,” di Rumah Amril aja Shel” 

Ahh loe, di rumah Amril sih gue suka, tapi jalannya itu loh? jawab Marshel tak kalah cepat.

“Ada apa dengan jalan ke rumah gue Shel? tanya Amril penuh rasa ingin tahu.

“Wah, sorry neh Ril, jangan tersinggung ya, menurut gue jalan ke rumah loe itu yang paling banyak polisi tidurnya sedunia”(polisi tidur adalah gundukan beton atau aspal berbentuk  seperti setengah tabung yang dipotong memanjang yang dibuat warga atau masyarakat di perumahan atau komplek tertentu dengan tujuan agar kendaraan yang lewat berjalan pelan-pelan demi menghindari kecelakaan anak-anak atau para pejalan kaki)

“Masak tiap meter dipasangi polisi tidur, gimana shockbreaker motor gue ga cepat aus,” ungkap Marshel  sambil mengayunkan tangan kanannya ke bawah seolah-olah ada polisi tidur yang sedang dilalui.

“Lebay loe Shel, emangnya kebon karet, tiap meter ada pohon karetnya,” protes Amril.

“Lha iya lah, gue hitung ada 26 polisi tidur hanya dalam jarak 50 meter dari gerbang VILLA INDAH BEKASI (nama komplek tempat tinggal Amril) ke rumah loe di Blok A1 No.4.”

“Ah, itu mah campur lobang kali Shel, karena memang jalannya rusak belum diperbaiki” sanggah Amril.

“Apapun itu bentuknya, namanya penghambat perjalanan sama aja dengan polisi tidur” seru Marshel tak mau kalah argumen.

"Wakakakakakakakakkakak" tawa Doni tiba-tiba mengagetkan.

“Kenapa loe Don, belum minum obat ya? tanya Ridwan yang heran karena sebelumnya melihat Doni berjalan namun asyik mengutak-atik smartphonenya.

“He he he, gue lagi lihat tim gue di liga E-21 di game GKO neh”  jawab Doni menerangkan.

“Kenapa tim loe? Apa hubungannya dengan pembicaraan kita tentang polisi tidur? dua pertanyaan beruntun Marshel  untuk Doni.

“Tim gue sekarang ada di posisi 15 dari 16 tim di E-21, itu berarti ada 14 tim “polisi tidur” yang mesti gue lewatin” ujar Doni melengkapi penjelasannya.

“Huuuuuh dasar, itu mah bukan polisi tidur, loenya aja yang be_ _!”  (tiiiiiit, sensor kata-kata kasar) ga bisa main di GKO.”sahut Ridwan sambil mendorong pundak kanan Doni.

Note: Cerita ini bersifat fiktif belaka, hanya rekaan dan imajinasi sang penulis dengan tujuan menghibur para gko mania. Jika ada nama dan situasi yang sama, yakinlah bahwa itu hanya kebetulan belaka. Semoga terhibur  :)

CATATAN SANG MANAJER (BAGIAN 5)
Tema : Galau Karena GKO
Teeeeetttttttt…   Teeeeetttttttt … Teeeeetttttttt…  bel tanda usai Ujian Akhir Semester (UAS) SMA MAJAPAHIT Sukolilo-Surabaya berbunyi. Segenap siswa dan siswi bergegas menyerahkan lembar jawaban mereka kepada para pengawas dan segera keluar. Namun segera terjadi kerumunan siswa-siswi di depan papan pengumuman berkaca yang diletakkan di dinding sebelah kanan pintu masuk ruang guru. Ternyata beberapa mata pelajaran yang diujikan di hari pertama dan kedua sudah dapat dilihat nilainya. Ada yang berjingkrak kegirangan, beberapa terlihat biasa-biasa saja, ada juga yang mengatakan “asem tenan!” (bahasa Jawa Tengah & Jawa Timur yang artinya sepadan dengan “sial benar”).
Salah satu siswa yang melontarkan kata-kata itu adalah Dimas, siswa kelas 11-B. Reza yang merupakan teman perjalanan pergi dan pulang sekolah Dimas segera merangkul pundak Dimas dengan tangan kanannya, “ Sudahlah Mas, yang lalu biarlah berlalu, nilai Bahasa Indonesiaku juga di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) tapi lihat neh, aku enjoy aja, namanya ketidakberuntungan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja alias lagi ga hoki kayak game GOKICKOFF he he he  neeh aku punya obat anti galau akibat nilai jeblok Mas”  ujar Reza dengan gaya bak moderator sewaktu mengikuti sebuah diskusi panel. Dimas yang sedikit terhibur mencoba mengetahui lebih banyak dengan bertanya,”Kok bisa Za, apa obat anti galau akibat nilai jeblok? mbok ya bagi-bagi toh…”
“Ayo, kita mampir ke kantin, tak kasi tahu kamu Mas, obat anti galau akibat nilai jeblok.” ajak Reza dengan langkah ringan.  “Ayoo, karena aku lagi galau, kamu yang traktir aku ya, hihihi” sahut Dimas bersemangat.  “huuuh, penaakmu (artinya: enak di kamu), tapi yo wislah, tak traktir sampean Mas (artinya: tapi ya sudahlah, saya traktir kamu Mas), aku lagi menang taruhan tebak skor liga primer Inggris semalam sama kakakku.” Jawab Reza dengan bangga.  “wah, muanttep kuwi Za (artinya: wah mantap itu Za),” sahut Dimas semakin berharap.
Sementara menggeser bangku di salah satu sudut kantin, Reza berteriak “Budeee, pesan nasi goreng spesial ya, pake telor ceplok setengah mateng, minumnya es teh manis,” belum sempat menjawab, wanita paruh baya penjaga kantin yang akrab dipanggil bude itu sudah mendapat teriakan berikutnya dari Dimas,” sama Bude, nasi goreng spesial yang puedesss, tapi telurnya di dadar saja, minumnya teh botol dingin .” Inggih Le.” (artinya: baiklah Nak) jawab Bude.
Segera Reza membuka notebooknya yang sudah dipasangi modem.  Jarinya dengan terampil mengetikkan berbagai password untuk membuka beberapa fitur di dalamnya.  “Neeh Mas, obat anti galau yang kumaksud,” katanya sambil menyodorkan layar monitor ke hadapan Dimas.  “Apa tu Za, DOMINO VS PS.SUKOLILO,  skornya 0-1” Dimas membaca kata-kata yang terpampang di layar monitor notebook Reza.  “PS SUKOLILO itu timku, ini game online strategi GOKICKOFF, hari ini timku tanding lawan DOMINO yang sudah di BAN, kalau menang aku terhindar dari degradasi” kata Reza dengan bangga   “Oooo gitu, lha nek kalah piye?” (artinya: Ooo begitu, nah kalau kalah bagaimana?) tanya Dimas ingin tahu.  “kalo kalah ya musim depan tetap di liga ini, tapi ga mungkin kalah Mas, lihat saja ball possession timku di babak pertama lebih dominan 58% berbanding 42% dan sekarang leading 1-0, so pasti menang apalagi lawannya tim yang sudah di BAN.” Kata Reza dengan yakin.
Tak berapa lama kemudian nasi goreng pesanan mereka tiba, sementara minuman yang sudah diantar lebih dulu kepada mereka sudah diminum dan tinggal kira-kira setengah wadahnya. Waktu terus berlalu seraya Dimas dan Reza membicarakan para pengawas ujian yang masuk ke kelas mereka.  Ada yang mereka puji karena gampang dikelabui untuk nyontek, ada juga yang dihujat karena luar biasa ketat mengawasi kelas mereka.  Pembicaraan kemudian bergeser ke soal siswi-siswi cantik yang membuat mereka kerap deg-degan kalau melihatnya, ada yang namanya Dini, Sisca, dan Tina. Sesekali mereka tertawa cekikikan, dan tak terasa piring nasi goreng mereka sudah licin tandas tak bersisa. Jam menunjukkan pukul 13.25 WIB. Reza meraih notebooknya dan mengarahkan monitor ke wajahnya sambil berkata “Ok, tak lihat dulu update skor sekarang…,  waduh  kok 1-1, ciloko iki (artinya: celaka ini), tak berapa lama kemudian skor berubah lagi 2-1 untuk DOMINO.  “Aduh, aseem tenaaaaan”  >:( teriak Reza yang membuat seisi kantin menoleh ke arahnya.  Tanpa peduli akan tatapan banyak mata kepadanya, ia terus memandangi monitor notebooknya, dan akhirnya sekali lagi dengan suara yang lebih keras, Reza berteriak, “Aseeeeeeeeeem Tenaaaaaaan!”  timku degradasi katanya sambil menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya.  >:(  “Ono opo to leee?” (artinya: ada apa si Nak?) tanya Bude sambil membuat jus manga pesanan siswa lain.  Reza tak menjawab pertanyaan bude, ia masih terus memegangi kepalanya dengan kedua tangannya sehingga rambut lurusnya terlihat kusut.
Seekor kucing yang sedari tadi sabar menunggu di kaki meja tempat Dimas dan Reza makan, terus mengeong mengharapkan ada sisa-sisa daging ayam campuran nasi goreng yang diberikan kepadanya.  Reza yang lagi gundah, melampiaskan kekesalannya dengan mengambil gumpalan kertas tissue habis pakai dan melemparkannya ke arah kucing itu, wuzzz! gumpalan tissue tepat mengenai kepala si kucing, serta merta kucing tersebut segera berlari terbirit-birit sambil berseru “meeonggg!” (mungkin kalau boleh diterjemahkan berdasarkan naluri kucing artinya,”aduh apa salahku bro?)  Dimas yang sedari tadi tertegun melihat tingkah Reza yang berubah drastis menepuk pundak Reza dan mengatakan,” Za, eling to Za, wong mong game wae kok nganti koyok wong edan ngene toh,” (artinya: Za, ingat Za, cuma game seperti ini saja kok sampai seperti orang gila sih”)  Reza tidak memedulikan kata-kata penghiburan dari Dimas, ia segera mengemasi notebooknya, memasukkannya ke dalam tas, dan memberi selembar uang duapuluhribuan kepada Dimas sambil berkata,” Mas bayari ki,” (artinya: Mas, bayarkan nih)  “Lho Za, kurang iki, jarene arep nraktir aku” (artinya: Lho Za, kurang ini, katanya mau traktir saya)  “Sorry Mas, aku lagi galau ni, lain kali saja aku traktir” jawab Reza seraya pergi meninggalkan kantin.  “Wah wah wah, piye iki, jarene GOKICKOFF obat anti galau, lha kok malah bikin galau?”(artinya: wah wah wah, bagaimana ini, katanya GOKICKOFF obat anti galau, kok malah bikin galau) timpal Dimas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. :-[

Note: Cerita ini bersifat fiktif belaka, hanya rekaan dan imajinasi sang penulis dengan tujuan menghibur para gko mania. Jika ada nama dan situasi yang sama, yakinlah bahwa itu hanya kebetulan belaka. Semoga terhibur   :)


 
« Last Edit: June 29, 2015, 06:24:55 AM by Fradel Rovajar »

asgi

  • All Star Team
  • ****
  • Posts: 311
    • View Profile
Re: Catatan Sang Manajer-bagian 5
« Reply #1 on: December 20, 2012, 03:45:59 PM »
Memang kadang-kadang tim kita bikin jengkel apalagi seperti reza yang berharap lepas dari degradasi ee..semakin galau. Bukan itu aja yang bikin galau, pada saat tim kita berada pada posisi runner up berharap mengamankan posisi untuk bisa promosi ke level berikutnya malah harus turun keperingkat 3 pada partai terakhir makin galau deh. Bisa juga berada pada posisi 3 mau naik ke runner up pada partai terakhir jika menang atau seri ditambah lagi MotS masih tersisa atu2nya...ee..malah mots gak membantu jangankan menang seri aja gak tuh...GALAU deh.

« Last Edit: December 23, 2014, 06:43:27 AM by Fradel Rovajar »
Top Level Season 12
Runner Up Liga B1 Musim 11
Winner Liga C-9 Musim 9
Winner Liga D-26 Musim 8

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: Catatan Sang Manajer
« Reply #2 on: December 19, 2014, 04:40:43 PM »
CATATAN SANG MANAJER (BAGIAN 6)
Tema: Main Game GKO Go Ahead

“Del lo besok temenin gua lembur ya siapin proposal untuk tender PT.GIWANGKARI UTAMA” seru Iqbal sambil menggulung gambar layout gedung rancangannya. “Hmm, sorry Bal, gue mo refreshing besok, capek ah kerja mulu ga ada abisnya,” sahutku  tak bersemangat.  “Da elah lo ma, banyak orang nganggur pada cari kerjaan dan rela dibayar berapapun, eh elo diajak kerja dengan tambahan duit lumayan kagak mau, emang lo mau refreshing ke mana sih cuma dua hari doang gitu? Percuma kalo Cuma ke Puncak*) mah, macet doang bikin stress di jalan.”ujar Iqbal menasihati “Yee, sapa yang mo ke Puncak, gue juga tahu macetnya ga ketulungan, bukannya fresh malah stress” balasku menyetujui nasihatnya. “Nah lo ngerti dah, terus emang lo mo ke mana ga mo lembur,” tanyanya ingin tahu  “Hmm di rumah, istirahat, baca, ngopi, en..”  belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Iqbal sudah memotong,” Nonton GKO!”  “ha…ha…ha, Bal kok lo tahu si Bal? tanyaku
"Lah, elo kan emang maniak GKO, aneh gua ma lo, lo rela keluar duit buat game yang cuma ngeset taktik, save, terus nunggu pertandingan, apa kagak boring, kagak ada lagi apa game yang lebih menarik? Sindir Iqbal meyakinkan.

Tak kalah berargumen akupun menyahut lagi,” yaaah Bal itu sih jawabannya sama dengan pertanyaan-pertanyaan “kenapa lo suka mancing berlama-lama di Pulau Seribu or tempat-tempat pemancingan berbayar, terus juga, kenapa juga lo rela ngabisin duit ratusan ribu tiap bulan buat ngerokok 2 bungkus sehari yang udah jelas-jelas merusak paru-paru lo, belum lagi lo rela modif motor vixion lo ampe abis belasan juta padahal kalo lagi ujan tetap aja buat lo basah…”  “Stop, stop lo kok jadi nyolot gitu ke gue Del ?! Itu kan hobby gue, suka-suka gue lah..?  balas Iqbal dengan nada kesal.  “Skak Mat, nah, gimana kalo gue juga jawab gitu ama pertanyaan lo tadi tentang GKO tadi? Jawabku dengan singkat sambil tersenyum dan menyeruput sisa kopi excelsoku yang masih tersisa di cangkir bertuliskan FC Bertocaline. “Hmmm, udah deh gue nyerah berargumen ama lo Del, kagak pernah menang gue” ujar Iqbal dengan nada rendah.  “Nyantai bro, intinya sih satu aja, saling menghormati, ok?” sahutku sambil mengulurkan kepalan tangan kananku ke arahnya.  “Dig” Iqbalpun menyambut kepalan tanganku pelan sambil berucap “Ok bro!, terus gimana nih soal lembur, bête gue sendirian lembur di kantor.” tanya Iqbal lagi soal lembur.
“Sudahlah bro, ga usah ngoyo, segala sesuatu ada waktunya, mending lo istirahat di rumah, pulihkan kebugaran tubuh, jadilah majikan kepada pekerjaan lo, jangan pekerjaan jadi majikan lo, soalnya kalo ampe kecapean gara-gara kerja terus, en akhirnya lo sakit dan ampe dirawat di rumah sakit tu duit yang udah lo kumpulin bisa mendadak abis buat bayar tuh rumah sakit yang pada matre, kecuali lo punya asuransi,” jawabku dengan penuh keyakinan.  “Hmm, mulai lagi dah ceramahnya, kagak ada abis-abisnya sih Del filosofi-filosofi gituan? tanya Iqbal penasaran,. “Bukan filosofi bro, Cuma jalan berpikir logis aja demi mengurangi beban hidup ini, ha, ha, ha, udah ya gue duluan mo balik, by the way, sorry ya kalo kata-kata gue tadi bikin lo kesel, you are my friend bro, don’t take it personally,” kataku menghiburnya
“No problem bro, have nice weekend bro,” balas Iqbal  “Thanks Bal,”sahutku sambil berlalu dari hadapannya.

*) Puncak merupakan lokasi rekreasi di kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berjarak sekitar 70 km di sebelah selatan Jakarta yang umumnya dituju warga Jakarta pada waktu berakhir pekan.

Note: Cerita ini bersifat fiktif belaka, hanya rekaan dan imajinasi sang penulis dengan tujuan menghibur para gko mania. Semoga terhibur   :)
« Last Edit: December 19, 2014, 04:45:42 PM by Fradel Rovajar »

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: Catatan Sang Manajer
« Reply #3 on: December 23, 2014, 06:33:55 AM »
CATATAN SANG MANAJER (BAGIAN 7)
Tema: Turut Bersukacita??? ^_^
Dug..dug…dug bola memantul membentur dinding tempat sampah sebelum akhirnya menggelinding perlahan ke arahku yang sedang berjalan menuju rumahku di daerah Gandaria, Jakarta Selatan. Spontan aku ungkit bola tersebut dengan kaki kanan seraya menendang lambung pelan ke arah gawang kayu sederhana buatan bocah-bocah kreatif di lingkungan tersebut. Secara kebetulan bola itu membentur tiang gawang dan meluncur masuk menembus jalinan gawang yang dibuat dari tali-tali rafia berwarna kuning. “Wuuuuiiiiiiiii…. mantap bang, mantap… “seru bocah-bocah itu seraya mengacungkan jempol kecil mereka.  “Ok hati-hati ya mainnya jangan kena kaca rumah” sahutku sambil tersenyum dan berdiri terus dari pinggir jalan menyaksikan mereka bermain.
Yaah, masa kecilku juga tidak jauh berbeda dengan mereka… sekolah dan bermain bola itu saja yang paling menguras waktuku sampai-sampai ibuku berteriak-teriak memanggilku untuk cepat pulang karena kuingkari janji pulang sebelum jam adzan maghrib
Tapi sebentar, ada yang beda yang tidak kulakukan dulu dengan apa yang bocah-bocah itu lakukan. Kaus bola itu…Dulu aku tidak pernah memakai kaus bola dengan nama bintang sepak bola tertentu di bagian punggung.  Ya aku lebih suka menggunakan kaus polos atau kaus bertuliskan namaku sendiri  ketimbang nama-nama bintang-bintang sepak bola terkenal seperti CR7, Messi, atau Balotelli. Aah mungkin bocah-bocah itu hanya melihat kehebatan pemain-pemain bintang  itu di lapangan atau kepopuleran mereka semata.  Bocah-bocah itu tidak berpikir bagaimana para bintang ini tidak patut dicontoh dalam kehidupan moralnya yang seringkali digosipkan gonta-ganti pacar, memiliki anak sebelum menikah, mabuk, bahkan menggelar pesta seks.
Ironis juga ya,para bintang sepak bola itu mungkin berdoa sebelum pertandingan, dan kebetulan tim mereka memenangi pertandingan. Tetapi aku berpikir apakah kemenangan itu berarti doa mereka dikabulkan Tuhan sementara mereka menjalani kehidupan yang justru tidak disukai Tuhan? Sebuah pertanyaan yang membutuhkan perenungan yang dalam dan dasar argumen tingkat tinggi.
Tapi aku hanyalah segelintir orang yang mungkin berpikir demikian, bagaimanapun juga milyaran orang tetap memuja para pemain-pemain tersebut… Irikah aku? Oh jangan sampai, sebaiknya aku turut bersukacita saja melihat atraksi menawan para bintang sepak bola itu ketika membantu timnya memenangi pertandingannya.
Kini aku juga merenung soal perilaku para gamer dunia di game GKO ini di mana aku juga menjadi salah satu manajer peserta di dalamnya. Aku melihat banyak sekali kecurangan yang terjadi, mulai dari transaksi jual beli pemain antar akun sendiri yang jelas-jelas melanggar  peraturan utama game ini hingga permainan “Sepak Bola Gajah” antar akun dengan tujuan tim utamanya menuai kemenangan mudah demi meningkatkan ratingnya atau memperoleh point di pertandingan-pertandingan liga. Ada juga yang tamak dengan mempromosikan pemainnya untuk dipinjamkan dengan imbalan penukaran token atau premium. Ironisnya banyak di antara mereka yang melakukan tindakan tidak terpuji itu berhasil membuat klubnya sukses. “Aah kalau di dunia maya saja mereka berlaku curang, bagaimana di dunia nyata ya? Nah, kalau sudah begini siapa yang salah? Pembuat game, game master, dan adminnya yang kurang responsif terhadap berbagai kecurangan tersebut atau mutlak kesalahan para gamer-gamer nakal itu.
Irikah aku? Oh jangan sampai. Tapi jujur, kali ini aku tidak bisa bilang turut bersukacita karena kecurangan itu. “Dug!  “aduuh kepalaku kena bola”  “wahahahahahaahha…wahahahahahaha” spontan tawa anak-anak yang bermain bola itu mengiringi buyarnya lamunan (baca: renungan)ku bahkan seorang mahasiswi cantik yang lewat tidak jauh dariku ikut tertawa geli melihat reaksiku saat kena bola.. “lucu ya mbaak” tanyaku padanya,  “Iya Mas, lucu, lucu banget”
Wahahahahahahaha,…wahahahahahaha” kembali tawa anak-anak itu bertambah keras mendengar jawaban mahasiswi cantik itu.
“Apes euy” kataku dalam hati. Sambil menahan malu aku ambil bola itu, dan, “saya ikutan main ya, jadi kiper aja deh!  “iya bang main aja bang, teman kita aja bang” seru salah satu kelompok anak-anak itu,”  “wooi curang lo, si abang teman kita dong, lo kan dah 6 orang, kita masih 5 orang,” protes salah satu anak yang botak dari kelompok lainnya.
Segera aku menengahi,” sudah-sudah ga usah ribut, saya main dulu di kelompok si botak ini, kan dia cuma berlima kurang  satu orang kan?”  “iya bang, bener bang sama kita aja” sahut si botak itu kegirangan.
“Wooi, malu ama umur, main ama anak kecil” sahut Iwan temanku yang kebetulan lewat ke tempat kami bermain.  “Sirik aja lo” sahutku “mau ikutan juga ayo main sini”
“Ayo, siapa takut,” tantang Iwan.  “Hooraayy, abang sama kita bang, abang sama kita bang,” sorak kelompok lawan si botak.

Aah dasar Fradel, ga di dunia maya ga di dunia nyata, kalau udah ama yang berbau sepak bola, lupa deh segalanya. :) :) :)

Note: Cerita ini bersifat fiktif belaka, hanya rekaan dan imajinasi sang penulis dengan tujuan menghibur atau mengajak merenung para gko mania pada hal-hal seputar GKO dan sepak bola. Semoga terhibur   :)


 

« Last Edit: December 23, 2014, 06:45:11 AM by Fradel Rovajar »

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: Catatan Sang Manajer-Bagian 8
« Reply #4 on: April 14, 2015, 06:38:40 AM »
CATATAN SANG MANAJER ( BAGIAN 8 )
Tema : Eksis

Kali ini Catatan Sang Manajer berisi sebuah puisi yang saya yakin mudah untuk dipahami maknanya oleh rekan-rekan GKO mania :)

EKSIS

Muncul saat sudah bermula
Tinggal di waktu berlangsung
Berat langkah di awal muncul
Tak kan kumundur lantaran nama 1,2 dan 10

Ledakan MotS menghantui
Seiring kerasnya tackling-tackling terarah
Lemparan-lemparan kartu dan  dera yang menghambat
“Itu sudah” kata-kata timur nan akrab dan pas di telinga
Tak kan kumundur lantaran nama 1,2, dan 10
         
Apa mau kau tuju kawan?
Gemerlap kuning perak kah?
Berlari secepat kilat, tak kan lari gunung dikejar
Celoteh bijak dari si tua-tua bergaram

         Tenangkan dirimu, senangkan jiwamu
         Bukan dengan berbanding-bandingnya
         Tetapi dengan hasil-hasil tandingmu
         Jangan mundur lantaran nama 1,2, dan 10
         Tetaplah Eksis…

   Created by:  Arjey Fradel 14/4/15

« Last Edit: April 14, 2015, 06:46:27 AM by Fradel Rovajar »

ytbpom

  • Professional team
  • **
  • Posts: 58
    • View Profile
Re: Catatan Sang Manajer-Bagian 8
« Reply #5 on: April 14, 2015, 01:29:51 PM »
Akhirnya bro Fradel menulis lagi di forum ini :D
Mantap bro puisinya.

Kalimat yg paling berkesan menurut saya adalah: "Ledakan MotS menghantui" ^_^
Arema Malang - 132146

asgi

  • All Star Team
  • ****
  • Posts: 311
    • View Profile
Re: Catatan Sang Manajer-Bagian 8
« Reply #6 on: April 18, 2015, 03:50:48 AM »
I agree with U  :)

Semenjak 10 Partai sisa ledakan mots meletup-letup .... kalau kita pantau diliga masing2...setidaknya kita bisa prediksi beberapa partai sisa, siapa yang akan di Mots atau NgeMots untuk menjaga kanz bisa bertahan atau peluang promosi ke tingkat selanjutnya.

Alhamdulillah tim ane belum kena mots...tetapi setidaknya tim Balik Jr akan kena 2 mots hingga musim berakhir. Apalagi akhir pekan ini akan terjadi laga penting di B3 antara Milano vs Andika. Milalo yang masih kokoh dipuncak klasemen dan andika yang juga ingin merapat ke 2 besar akan mengeluarkan jurus andalan "Mots".

Sementara Indonesia vs Balik Jr kemungkinan indonesia akan menggunakan mots...sementara Balik jr hanya punya 1 mots yang akan digunakan pada saat kritis.....

Apapun Hasilnya mau pake Mots atau tidak ....
yang penting game ini telah membuat kita "gila"...tetap semangat...komera...gogo!!


Top Level Season 12
Runner Up Liga B1 Musim 11
Winner Liga C-9 Musim 9
Winner Liga D-26 Musim 8

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: Catatan Sang Manajer-Bagian 9
« Reply #7 on: April 30, 2015, 07:19:25 AM »
CATATAN SANG MANAJER (BAGIAN 9)
Tema : Tidak Mengucapkan Kata-Kata Kasar Hanya Karena Timmu Kalah

Pada suatu Sabtu, kala arlojiku  menunjukkan pukul 12.05 WIB, di rumahku sedang berkunjung Rainer keponakanku yang berumur 12 tahun. Ia sedang asik di ruang tamu memandangi monitor ipadnya mengikuti jalannya pertandingan GKO Liga B Indonesia.
“Hei asyik bener sih, sampai Om datang dicuekin,” ujarku memecah keheningan.
“Ooh Om Fradel, iya maaf Om, maaf maaf,” jawabnya sambil berlari ke arahku untuk memegang tangan kananku dan menciumnya sebagai tanda hormat.
Aku tersenyum seraya tangan kiriku mengoyak rambut lurusnya, “lagi tanding ya timmu?
“Iya Om, lagi tegang ni om kalau sampai kalah ga bisa promosi ke TL ni om,”  sahutnya
“Sudahlah tidak perlu dilihat terus menerus begitu ipadnya, capek nanti matanya, mending ikut om dulu yukz makan di Ayam Goreng Suharti,” Ajakku.
“Aaaah payaah,” jawabnya dengan ekspresi kecewa
“Loh bukannya kamu suka sekali makan di Ayam Goreng Suharti?” tanyaku
“Ooh bukan itu om yang payah, ini ni om strikerku payah banget, tinggal berhadapan dengan kiper lawan, eh bolanya ditangkap kiper padahal nilai skill finishing FCku ini 20 om”lanjutnya dengan nada kesal.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku,  dalam hatiku,”ya ampun anak ini, aku tanya apa, jawabannya apa, bener-bener nggak nyambung gara-gara asyik masyuk dengan game GKO.
“Ok kalau nggak mau ikut nggak papa, jangan nyesel ya” godaku sambil tersenyum
Ia tak menjawab, matanya tetap tak berkedip terus memandangi ipadnya dengan tangan terkepal menyemangati dan berharap timnya mencetak gol.
Aku bergegas ke kamar untuk meletakkan tas dinasku dan berganti pakaian.

Tak lama kemudian terdengar teriakan Rainer “aaah si** !!(sensor seruan kata kasar).lalu  Sekitar 10 menit kemudian ketika aku menuruni tangga untuk bersiap-siap pergi terdengar lagi “Aduuh bobol lagi, kiperku “To***” pekiknya.
“Wah wah wah, ada yang emosi ni.” Kataku mencoba melembutkannya.
“Timku udah ketinggalan 0-2 ni om, dia pasti pake MotS, pasti dah nggak salah lagi,”jawabnya dengan wajah berang.
Tanpa menjawabnya, aku langsung menyambar ipadnya yang masih terus ia pandangi dengan wajah kesal. Aku khawatir pada puncak amarahnya ia bisa membanting ipad Samsungnya yang merupakan hadiah papanya karena nilai-nilainya bagus di akhir semester lalu. 

“Omm kembalikan ipadku, aku masih mau nonton” serunya sambil berupaya merebut ipadnya kembali. “Nggak, kalau kamu masih gunakan kata-kata kasar seperti itu om khawatir ga lama lagi kamu banting ipad ini gara-gara timmu kalah,”jawabku tegas.
“Nggak lah om,nggak mungkin, janji aku ga gunakan kata kasar lagi,” katanya memelas memohon agar ipadnya dikembalikan.

“Ok, om akan kembalikan, tapi coba ambil Alkitab dan baca dulu ayat yang om sebutkan,”pintaku menetapkan syarat.
“Iya om,” ucapnya seraya melangkah ke lemari kaca berisi buku di ruang tamu dan mengambil Alkitab. 

Aku   :“Sekarang Om Tanya sama kamu, apa motif kamu bermain game GKO ini”
Rainer   :“Just for fun om”
Aku   “Sekarang kalau kamu berteriak dengan kata-kata kasar seperti itu, apanya yang
 fun?
Rainer   :“Maaf om keceplosan”
Aku   :“Nggak, kamu nggak keceplosan, itu kebiasaan buruk yang harus kamu kikis sejak
  muda, sebab kalau tidak itu akan terbawa sampai kamu dewasa bahkan tua nanti”

Rainer   “Iya Om, maafin Rainer Om”

Sebenarnya aku terkesan juga dengan cara ia menjawab pertanyaan-pertanyaanku barusan. Dia anak yang mudah mengungkapkan diri dan sudah mengerti caranya bertutur kata yang santun sewaktu berbicara dengan orang dewasa. Hanya saja memang pergaulan buruk yang mungkin ia dapat di sekolah dengan teman-teman sebayanya membuatnya sering mengatakan kata-kata kasar. Ini yang harus terus menerus dan tak pernah bosan seharusnya diperhatikan oleh orang tuanya yang super sibuk bekerja sekuler.

Aku   : “Rainer, masih ingat waktu kita main kartu domino sama Justin dan Leo sepupu
    kamu sekitar 2 bulan yang lalu”
Rainer  : "Ingat Om, memangnya kenapa?"
Aku   : Kamu ingat juga siapa yang sering ngocok kartu dan wajahnya berkali-kali
   diusapkan tepung terigu”

Spontan Rainer tertawa,”hahahaha…hahahahaha,  Om Fradel kalah mulu waktu itu, wajahnya cemong tepung, (serta merta dia merogoh hape di kantong bajunya)ni di hapeku ada fotonya om Fradel yang wajahnya dicoretin tepung, hahahahahaha…”

Suasana serius jadi buyar karena tawa Rainer dan akupun jadi tertawa terbahak-bahak juga saat memandang wajahku di hape Rainer yang penuh dengan tepung sebagai tanda aku kalah terus dalam permainan kartu domino saat itu.

Aku    :“Nah, sekarang jujur, kamu ingat- ingat lagi, waktu itu Om marah-marah dan
   mengeluarkan kata-kata kasar nggak?
Rainer   :“Hmmm nggak sih Om,…Om malah ikut tertawa bareng sama kami waktu itu”
Aku   :”Tahu nggak kenapa om nggak marah atau bahkan mengeluarkan kata-kata kasar
  waktu itu?
Rainer   : Yaa, karena kita main just for fun.
Aku   : “Betul, dan lebih penting lagi, Om tidak menganggap kalian bertiga sebagai musuh
  Om, tapi sebagai…sebagai apa?”
Rainer   : “Ya sebagai keponakan Om lah”
Aku   : “Pintar” (tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari ipad Rainer sebagai penanda
   terjadinya gol yang merupakan bagian dari fasilitas pengguna akun premium)
Rainer   : “Yaah kebobolan lagi tuh om”
Aku   : “Sudah biarkan saja”
Rainer   :”Ini Alkitabnya gimana Om?”
Aku   :”O iya coba kamu baca Efesus 4 ayat 31 dan 32a
Rainer   :” Biarlah semua kebencian dan kemarahan dan murka dan teriakan serta cacian
   disingkirkan darimu, beserta semua keburukan, Tetapi hendaklah kamu baik hati
   seorang kepada yang lain, memiliki keibaan hati yang lembut…”
Aku   :”Makasih Rainer, jadi apa kesimpulanmu setelah membaca ayat-ayat itu?
Rainer   :”ya Om, aku salah” (kembali terdengar suara gemuruh dari ipad Rainer sebagai
                       pesan terjadinya gol, tetapi kali ini dia tidak bergeming), aku nggak seharusnya
  mengeluarkan kata-kata kasar hanya karena timku kalah”
Aku   :”Baik, jadi coba kamu terapkan pesan itu ya”
Rainer   :”Iya Om”
Aku   : “Ok, ini ipadnya om kembalikan, tapi ingat, jangan keluar kata-kata kasar lagi kalau timmu kalah”
”Iya Om, aku janji…(tiba-tiba Rainer berteriak lagi )  Hooreeeee, 2-2 Om, timku bisa mengejar ketertinggalan, rupanya tadi 2 gol dari timku, aduh makasi om untuk nasihatnya, makasih” katanya berseri-seri sambil memegang tangan kananku dan menciuminya berulang-ulang.

Aku   : “Iya, sudah-sudah, this is just game, ok bagaimana mau ikut makan di ayam Suharti nggak?
Rainer   :”Ikut-ikut-ikuuut!!!

Note: Cerita ini bersifat fiktif belaka, hanya rekaan dan imajinasi sang penulis dengan tujuan menghibur atau mengajak merenung para gko mania pada hal-hal seputar GKO, sepak bola dan hal-hal positif lainnya. Semoga terhibur   :)
« Last Edit: April 30, 2015, 08:02:54 AM by Fradel Rovajar »

Fradel Rovajar

  • Moderator
  • Legendary Team
  • *****
  • Posts: 1013
    • View Profile
Re: Catatan Sang Manajer-Bagian 10
« Reply #8 on: June 29, 2015, 06:30:16 AM »
Catatan Sang Manajer (Bagian 10)
Tema : Memastikan Hal-Hal Yang Lebih Penting

“Om Fradel, kapan sih sepak bola negeri ini maju?” tanya Tristan keponakanku seraya asyik  mengutak-atik taktik tim GKOnya melalui ipad.
Aku yang sedari tadi asyik memandangi layar notebook  guna mengedit naskah bahan khotbah untuk ibadat  Hari Minggu jadi tertegun dan seraya memandang ke arahnya aku berkata, “ Om tidak tahu Tristan, yang jelas tidak ada tanda-tanda bahwa itu akan datang dalam waktu dekat”
“Kenapa Om tidak mendoakan agar sepak bola negeri ini maju?” Kenapa Om dulu tidak berupaya untuk jadi pemain timnas atau sekolah pelatih sepakbola dan jadi pelatih timnas negeri ini? Pasti sepakbola negeri ini maju.

Hahahahahahahaha, aku tertawa terpingkal-pingkal, “Tristan-Tristan, ada-ada saja kamu, muji-muji om kayak gitu, pasti ada maunya, ok deh ayo Om traktir kamu beli  Bakmi GM di Pasar Baru.” ajakku penuh semangat karena akupun sudah lama tidak menikmati yang namanya bakmi.

“Nggak ah Om, Tristan sudah kenyang, lain kali aja.” Jawabnya tanpa gairah seraya berkata lagi “ayo om jawab dulu pertanyaan Tristan tadi.”

Aku heran, anak usia 10 tahun ini menolak diajak pergi makan demi mendapatkan jawaban yang aku juga tidak terlalu berminat membahasnya.

“Kenapa kamu antusias sekali membahas itu Tristan.” Tanyaku ingin tahu.
“Tristan sedih aja Om, negeri ini dengan jumlah penduduk ratusan juta, kaya sumberdaya alam tetapi nggak pernah maju Sepakbolanya dibanding Brazil atau Argentina yang masih sama-sama termasuk kelompok negara berkembang seperti negeri ini.”

“Hmm, anak ini sangat cerdas.” Kataku dalam hati. Ia baru 10 tahun namun bisa merangkai kata dengan jelas dengan argumen yang cukup meyakinkan.

Sambil menyeruput kopi Sidikalang di cangkirku, aku kembali duduk di kursiku dan menjawab,” Penting banget ya Tris jawaban pertanyaan itu? tanyaku memastikan.

“Iya om, ayo dong om jawab,” desaknya.

“Ok, Om jawab ya, kamu tadi bertanya kenapa Om tidak mendoakan agar sepakbola negeri ini maju.  Jawaban Om adalah karena masih banyak hal yang lebih penting daripada sepakbola yang perlu didoakan antara lain terwujudnya keadilan, perdamaian  dan kesejahteraan umat manusia. Menurutmu mana yang lebih penting, sepakbola atau keadilan dan kesejahteraan manusia?”

“Tahu deh Om, semuanya penting dong Om,” jawabnya.

“Ok, sekarang begini Tristan, di antara hal-hal tadi sepakbola, keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan manusia mana bidang yang paling terasa mempengaruhi kehidupan manusia? tanyaku lagi mencoba menggugah cara berpikirnya.

“Ya, keadilan, perdamaian dan kesejahteraan manusia lah om.” Jawabnya lagi.

“Tepat, nah apakah itu sudah terwujud saat ini?” tanyaku lagi
“Belum Om,” jawab Tristan singkat.
“Betul Tristan,  coba Tristan baca berita-berita di internet, atau di Koran dan televisi” apakah pernah sehari saja tidak ada berita tentang ketidakadilan dan kesedihan?

“Tidak ada om, pasti ada saja ada berita-berita buruk seperti itu” katanya lantang.

“Apa contohnya Tristan,” tanyaku untuk menguji jawabannya.

“Kasus pembunuhan Angeline di Bali, penembakan brutal di Tunisia, bom bunuh diri di Kuwait dan masih banyak lagi Om” jawabnya cepat.

“Nah,  bukankah itu bukti bahwa ada hal yang lebih penting untuk didoakan dibanding Sepakbola?  “Bayangkan kesedihan yang mendalam dari orang-orang yang kehilangan anak, teman, ayah atau ibunya karena jadi korban peristiwa itu.” Siapa yang dapat menghibur mereka, siapa yang akan mendoakan mereka? tanyaku menyelidik.

“Iya deh Om, paham-paham, itu lebih penting untuk didoakan” katanya seraya menekan tombol log out pada tampilan game GKOnya.

Note: Cerita ini bersifat fiktif belaka, hanya rekaan dan imajinasi sang penulis dengan tujuan menghibur atau mengajak merenung para gko mania pada hal-hal seputar GKO, sepak bola dan hal-hal positif lainnya. Semoga terhibur    :)


« Last Edit: June 29, 2015, 06:42:16 AM by Fradel Rovajar »