"Pengalaman menunjukkan bahwa klub yang dibilang kecil adalah yang paling berbahaya. Kami harus terus mengembangkan apa yang sudah kami lakukan sejauh ini," Itulah kata-kata pelatih Bayern Munchen, Jupp Heynckes beberapa waktu sebelum Bayern Munchen menjamu Greuther Fuerth pada lanjutan kompetisi Bundesliga Jerman Sabtu, 19/01/2013.
(
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2013/01/19/125430/2147170/74/die-roten-ingin-langsung-tancap-gas?b99220370 )
Hal serupa seharusnya juga dicamkan oleh para Manajer tim-tim elite yang sudah mapan di Top Level (TL) Indonesia seperti Sriwijaya FC, Terima Kasih, Kabau Padang, atau Goals Eagles.
Pada lanjutan CUP Indonesia season 7 tim-tim tersebut masih akan menghadapi tim-tim yang boleh dibilang baru dan sedikit jam terbangnya. Sriwijaya FC akan menghadapi RiLiE tEaM dari liga D-7, sementara jawara TL season 5, Terima Kasih akan menjamu Ayer13 United dari Liga D-25.
Namun dalam turnamen CUP apapun bisa terjadi, ketidakberuntungan dan juga MotS kerap menjadi batu sandungan bagi klub-klub elite. Mengantisipasi hal itu adalah langkah bijak bagi para manajer tim-tim elite tersebut untuk tidak pernah meremehkan lawan-lawannya yang secara pengalaman dan prestasi bisa dibilang masih di bawah mereka. Komposisi pemain yang tepat, taktik yang jitu, dan menyiapkan para eksekutor adu penalti yang handal merupakan beberapa langkah yang dapat dipikirkan dengan serius. Tanpa bermaksud memihak penulis mengajak para pengamat lainnya untuk menyimak bersama perjuangan keras tim-tim yang masih bertahan di turnamen CUP Indonesia season 7 menuju tangga juara.
Sementara buat tim-tim yang gagal di first round CUP Indonesia tak perlu berkecil hati, Game GKO masih terus ada, masih ada kesempatan mencoba kembali di season-season selanjutnya, maka tetaplah komera!