Halo Bro Asgi,
Terima kasih untuk thread yang menarik dan kalimat-kalimat penyemangat dan mengandung pujian bagi saya dalam thread tersebut, jadi tambah besar hidung dan kepala nih
.
Melihat dan menyikapi fakta bahwa ada hubungan yang signifikan antara Manajer yang menangani Timnas dengan prestasi klub yang menurun dari manajer tersebut sebagaimana bro uraikan itu, memang cocok jika sementara ini satu kalimat kesimpulan dibuat "Kutukan Sang Manajer". Saya juga heran akan korelasi positif tersebut. Sementara ini saya hanya bisa menduga bahwa penyebabnya adalah karena Manajer Timnas harus berbagi 2 konsentrasi yakni mengelola Timnas dan mengelola klubnya sendiri. Itu berarti bahwa ia harus menyediakan waktu untuk berpikir lebih banyak dibanding dengan Manajer lain yang hanya mengelola 1 klub, dan tak dipungkiri itu TIDAK MUDAH. Wajar jika Manajer tersebut memprioritaskan Timnas dibanding klubnya, karena ini berkaitan dengan tanggung jawab bahwa ia telah dipilih dan harus berjuang maksimal mendongkrak prestasi Timnas. Dan prioritas membuat hal lain dikesampingkan (dinomor duakan) dalam hal ini klub manajer tersebut, jadi wajar jika prestasi klub menjadi menurun.
Hal kedua yang bro sampaikan mengenai mengapa saya tidak mencalonkan diri menjadi Manajer Timnas, sebenarnya lebih berkaitan dengan memberi kesempatan kepada Manajer berpotensi lainnya untuk menjadi Manajer Timnas seperti halnya Bro Josh (Manajer J0j0_Undine), Bro Pemal (Manajer Pemalang Rangers), bahkan Manajer yang lebih senior dan lebih ciamik prestasi klubnya dibanding saya namun belum pernah mencalonkan diri menjadi Manajer Timnas yaitu Bro Dron (Manajer Garuda Phoenix).
Sikap saya ini didasari pada kenyataan bahwa saya selalu melihat dari musim ke musim kandidat Manajer Timnas selalu banyak (lebih dari 10) itu memperlihatkan bahwa kursi Manajer Timnas adalah "Kursi Panas" (baca: suatu hal yang sangat diminati). Jadi dalam pikiran saya biarlah para manajer yang sangat berminat tersebut diberi kesempatan untuk mencoba menangani timnas. Kalaupun gagal saya tidak melihatnya sebagai ketidaksanggupan mereka mengelola timnas namun lebih mendasar lagi karena terbatasnya pilihan pemain-pemain Indonesia yang berkemampuan tinggi yang mudah beradaptasi dalam berbagai formasi dan taktik (bandingkan misalnya dengan Timnas Thailand dan China yang berlimpah pemain berkemampuan tinggi)
Sumbangsih yang sementara ini bisa saya berikan adalah memberikan masukan dan saran yang mungkin berguna bagi para Manajer Timnas. Terlepas hasil yang diperoleh seorang manajer Timnas tentu kita hendaknya berpikir positif dan tidak semata-mata menyalahkan Manajer tersebut.
Bagaimana untuk Manajer Timnas di musim 12 nanti?
Jika berkenan, saya ingin mengajak teman-teman pecinta game Gokickoff (GKO) ini, untuk memilih dan memberi kesempatan pada Bro.Josh (Manajer J0j0_Undine) atau Bro.Pemal (Manajer Pemalang Rangers) untuk menangani Timnas.
Saya sendiri masih lebih memilih menjadi pengamat dan pensupport.
Salam Sukacita dan Komera!